Seorang anak memakai masker pelindung melihat keluar dari rumahnya di tengah pemberlakuan 'lockdown' untuk membatasi penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Caloocan, Metro Manila, Filipina, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez)
Di tengah ancaman varian Delta dan varian baru lainnya, Filipina mengalami krisis nakes. Departemen Kesehatan melaporkan setidaknya Filipina mengalami kekurangan 100 ribu nakes.
Alhasil, nakes yang tersisa dipaksa bekerja lebih dengan gaji kecil dan kontrak jangka pendek yang penuh ketidakpastian. Angka resmi menunjukkan, ada 75 ribu nakes yang bekerja di rumah sakit umum dan swasta.
"Pada awal pandemik, kami memiliki hampir 200 perawat. Pada September, angkanya berkurang menjadi 63,” ungkap Banaga, direktur layanan keperawatan Pusat Medis Lipa Medix di Provinsi Batangas.
Seorang perawat pemula di rumah sakit umum digaji sekitar 33.575 peso (sekitar Rp9,5 juta) per bulan. Ada pula beberapa perawat yang bekerja di sektor swasta hanya digaji 8.000 peso (sekitar Rp2,2 juta). Para nakes yang dikontrak jangka pendek hanya digaji 22 ribu peso (sekitar Rp6,2 juta).
Asosiasi Rumah Sakit Swasta Filipina melaporkan, sekitar 40 persen perawat di rumah sakit swasta mengundurkan diri sejak awal pandemik.
“Kekurangan staf kronis disebabkan oleh gaji yang tidak memadai,” kata ketua Serikat Perawat Filipina, Maristela Abenojar, sebagaimana diberitakan The Straits Times.
"Kami tidak bisa mendapatkan perawat tambahan, tapi kami juga tidak bisa memaksa mereka untuk melamar," tambah Jose Rene de Grano dari asosiasi rumah sakit swasta.