Pusat Vaksinasi COVID-19 di Filipina Kini Beroperasi 24 Jam

Jakarta, IDN Times - Pusat-pusat vaksinasi di seluruh Manila, ibu kota Filipina, berusaha untuk mempercepat tingkat inokulasi, termasuk dengan tetap beroperasi selama 24 jam. Keputusan itu diambil saat Filipina berkutat dengan lonjakan infeksi COVID-19 akibat varian Delta yang sangat menular.
Dikutip dari Channel News Asia, angka vaksinasi di Filipina relatif rendah, hanya sekitar 10 persen dari 110 juta orang yang sudah divaksinasi penuh. Untuk menekan penularan, pergerakan di kawasan metropolitan Manila telah diperketat.
1. Warga mulai berebut vaksin sejak pengumuman pengetatan mobilitas

Salvador Camacho, lelaki berusia 71 tahun, akhirnya memberanikan diri untuk menerima vaksin setelah sempat khawatir dengan efek sampingnya. Dia mendatangi salah satu hub vaksinasi pada malam hari.
"Saya tidak benar-benar ingin disuntik karena saya memiliki banyak penyakit, tetapi akhir-akhir ini saya melihat banyak orang yang lebih tua dari saya mendapat vaksinasi. Anak dan istri saya mengatakan kepada saya untuk mengambil suntikan, karena kita tidak pernah tahu kapan saya akan terinfeksi,” katanya.
Joan Carbonell, salah satu petugas vaksinasi, menjelaskan bahwa keputusan untuk membuka pusat vaksinasi 24 jam merupakan strategi pemerintah untuk menghindari kerumunan antrean pada pagi hari.
Warga mulai berebut vaksin, bahkan sampai terjadi kerusuhan di beberapa lokasi inokulasi Manila, sejak pemerintah mengumumkan pengetatan mobilitas masyarakat. Beredar rumor bahwa warga tidak diizinkan meninggalkan rumah jika mereka belum divaksinasi.
2. Filipina otorisasi vaksin Hayat-Vax COVID-19 untuk darurat

Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina (FDA) pada Rabu (11/8/2021) menyampaikan, pemerintah telah mengotorisasi penggunaan vaksin darurat Hayat-Vax COVID-19 yang diproduksi di Uni Emirat Arab (UEA).
Vaksin Hayat-Vax, yang disumbangkan oleh UEA, identik dengan vaksin Sinopharm buatan TIongkok. Vaksin itu akan diberikan kepada orang berusia di atas 18 tahun, kata Kepala FDA Rolando Enrique Domingo.
Kemudian, pemerintah juga telah mengizinkan penggunaan darurat untuk vaksin Sinopharm pada Sabtu (7/8/2021).
3. Tingkat positif di Filipina mencapai 21,9 persen

Data yang dihimpun Worldometer menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 di Filipina mencapai 1,68 juta orang, dengan 29.374 di antaranya meninggal dunia. Pengetatan mobilitas masyarakat diiringi dengan peningkatan kapasitas tes, praktis jumlah kasus dan rawat inap akan meningkat.
Pada Rabu, Kementerian Kesehatan melaporkan 12.021 kasus baru, tercatat sebagai peningkatan kasus terbesar dalam empat bulan terakhir. Sebanyak 154 kematian juga dilaporkan pada hari yang sama.
Positivity rate naik selama enam hari berturut-turut, pada Selasa angkanya menjadi 21,9 persen atau naik 15 persen dibandingkan awal Agustus. World Health Organization (WHO) mengingatkan bahwa tingkat positif harus di bawah lima persen untuk mengatakan pandemik telah terkendali.
Catatan buruk lainnya adalah satu per satu fasilitas kesehatan di Filipina terancam kolaps. Pekan ini, tingkat okupansi rumah sakit nasional berada di atas 85 persen. Sekitar 289 dari 1.291 rumah sakit telah mencapai tingkat kritis.