Netanyahu Klaim Serangan ke Teheran Hancurkan Fasilitas Rudal Iran

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim telah menyerang fasilitas rudal Iran di Teheran dalam serangan yang dilancarkan pada Sabtu (26/10/2024) dini hari. Serangan itu disebut sangat dahsyat dan berhasil mengenai target.
"Angkatan Udara Israel menyerang wilayah-wilayah di Iran, yang secara serius merusak kemampuan pertahanannya dan kemampuannya untuk memproduksi rudal yang akan diluncurkan ke arah kami," kata Netanyahu dalam upacara di Mount Herzl, dilansir dari Jerussalem Post, Minggu (27/10/2024).
Netanyahu berpidato dalam upacara kenegaraan untuk berkabung bagi prajurit yang gugur dalam perang Israel di perbatasan. Pidato itu adalah pernyataan publik pertamanya setelah melakukan serangan ke Iran kemarin.
Ia berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas kerja sama dan bantuannya dalam serangan itu. Meski demikian, AS telah mengklarifikasi bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan itu.
1. Serangan diduga mengenai gedung bekas pengembangan senjata Iran
Dilansir Reuters, seorang peneliti AS mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran diduga telah mengenai gedung bekas pengembangan nuklir milik Teheran. Ia mengatakan bahwa fasilitas yang digunakan untuk mencampur bahan bakar padat untuk rudal juga ikut terkena serangan.
Dua peneliti lainnya, mantan inspektur senjata PBB David Albright dan analis riset asosiasi di CNA Decker Eveleth, menganalisis foto satelit dan menemukan bahwa Israel telah menyerang lokasi produksi rudal Iran. Lokasi tersebut berada di Parchin, kompleks militer besar di dekat Teheran, dan Khojir.
Albright mengatakan, citra satelit komersial menunjukkan bahwa Israel menyerang sebuah gedung di Parchin yang disebut Taleghan 2 yang digunakan untuk aktivitas pengujian selama Amad Plan. Pengujian tersebut adalah salah satu program pengembangan senjata nuklir Iran yang sudah tidak beroperasi lagi.
Badan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional, dan intelijen AS mengatakan Iran menghentikan program tersebut pada 2003. Adapun Iran telah membantah bahwa pihaknya berupaya mengembangkan senjata nuklir.