Ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Brandon Mowinkel)
Namun, Netanyahu juga membela Smotrich. Ia berpendapat mereka yang mengkritisi Smotrich berarti meremehkan tindakan Palestina yang menewaskan dua warga Israel di Huwara di Tepi Barat hingga memicu kerusuhan.
"Saya masih menunggu untuk mendengar kecaman dari Otoritas Palestina (PA) atas pembunuhan saudara-saudara Yaniv, dan Israel sedang menunggu komunitas internasional untuk bersikeras bahwa PA mengutuk serangan itu. Tidak hanya tidak melakukannya, ia terus menutup mata terhadap hasutan PA yang merajalela," kata Netanyahu.
Terkait peristiwa di Huwara pada 26 Februari, Smotrich berpendapat meski dirinya menentang aksi main hakim sendiri, dia percaya bahwa wilayah Huwara perlu “dimusnahkan” oleh Israel.
Departemen Luar Negeri AS menilai pernyataan Smotrich itu menjijikan dan tidak bertanggung jawab. Pihaknya kemudian meminta Netanyahu mengklarifikasi komentar menterinya.
Sementara, kepala Hak Asasi Manusia PBB mengatakan Smotrich telah membuat pernyataan untuk menghasut kekerasan yang tidak terduga.
Smotrich dikabarkan akan mengunjungi Washington pekan depan. Namun, reaksi AS yang geram soal pemusnahan desa Palestina membuat pejabat itu mengajukan permohonan untuk membatalkan agendanya.
"Menjadi kesal, saya salah bicara," kata Smotrich, tanpa melontarkan permintaan maaf atas pernyataan kontroversialnya, dikutip Reuters.