Jakarta, IDN Times - Antrean panjang terlihat di supermarket dan pom bensin di Yangon, Myanmar pada Selasa (7/9/2021). Peristiwa itu terjadi tidak lama setelah pemerintahan bayangan atau National Unity Government (NUG) mendeklarasikan “perang defensif” melawan junta militer Myanmar.
Seruan perang disampaikan oleh Presiden NUG, Duwa Lashi La, melalui video yang disiarkan secara daring pada Selasa pagi. Dia menyatakan keadaan darurat, akibat ketegangan antara penguasa dengan gerakan pembangkangan sipil, hanya akan berakhir ketika pemerintahan sipil kembali berkuasa.
Pada saat yang sama, sebagaimana diberitakan The Straits Times, dia memperingatkan pegawai negeri agar tidak pergi ke kantor, meminta warga untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu, menyimpan obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari, serta mendesak para birokrat yang dintujuk junta untuk melepaskan jabatannya.