Dikutip BBC, Britton lahir dan dibesarkan di Inggris sebelum kemudian pindah ke Australia lebih dari 20 tahun yang lalu. Dengan gelar PhD di bidang zoologi, ia berhasil membangun reputasi sebagai pakar buaya terkenal di Australia.
Meskipun penduduk setempat melihatnya sebagai pembela hewan yang tenang dan penuh semangat, namun dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa dia menyimpan ketertarikan seksual yang sadis terhadap hewan. Dalam percakapan rahasia di internet, terungkap bahwa Britton mulai melakukan pelecehan terhadap kuda sejak usia 13 tahun.
"Dulu saya sadis terhadap hewan saat masih anak-anak, tapi saya telah menekannya. Dalam beberapa tahun terakhir, saya membiarkannya muncul lagi, dan sekarang saya tidak bisa berhenti. Saya tidak mau berhenti," tulisnya dalam salah satu pesan yang diserahkan ke pengadilan.
Selama satu dekade terakhir, Britton telah mengeksploitasi hewan peliharaannya sendiri dan memanipulasi pemilik anjing lain untuk menyerahkan peliharaan mereka kepadanya.
“Anjing saya sendiri adalah keluarga, dan saya punya batasan. Saya hanya menganiaya anjing lain. Saya tidak memiliki ikatan emosional dengan mereka, mereka hanyalah mainan semata. Dan (ada) banyak lagi di tempat lain," ungkapnya dalam pesan Telegram yang dijadikan sebagai alat bukti.