Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tingkat Antisemitisme di Inggris Capai Rekor Baru pada 2024

bendera Inggris (unsplash.com/Rodrigo Santos)

Jakarta, IDN Times - Badan penasihat Yahudi, Community Security Trust (CST), mendokumentasikan hampir 2 ribu insiden antisemitisme di Inggris pada paruh pertama 2024. Angka ini merupakan rekor tertinggi yang pernah tercatat untuk periode enam bulan pertama setiap tahunnya.

CST, yang memberikan nasihat tentang masalah keamanan kepada sekitar 280 ribu orang Yahudi di Inggris, mengatakan bahwa lebih dari setengah insiden tersebut terkait dengan Israel, Gaza, Hamas atau konflik yang sedang terjadi di wilayah itu.

"Lonjakan memalukan dalam antisemitisme di Inggris semakin terbukti dengan angka-angka terbaru ini. Hal ini terjadi di seluruh masyarakat, termasuk di sekolah, kampus, tempat kerja, transportasi umum, dan di jalanan," kata Kepala Eksekutif CST Mark Gardner, dikutip dari Reuters.

1. Sebanyak 1.978 insiden antisemitisme dilaporkan pada Januari-Juli

Menurut laporan CST, terdapat 1.978 insiden antisemitisme di Inggris selama Januari- Juli, lebih dari dua kali lipat dibandingkan laporan pada periode yang sama tahun lalu. Badan tersebut juga melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam insiden antisemitisme online dan kebencian terhadap orang Yahudi di lingkungan pendidikan.

Total ada 121 serangan yang terjadi selama paruh pertama 2024, meningkat 41 persen dibandingkan tahun lalu. Selain itu, 86 kasus vandalisme, 142 ancaman dan 1.618 insiden yang dikategorikan sebagai perilaku abusif juga tercatat selama periode tersebut.

Sebagian besar insiden terjadi di London dan Manchester, yang memiliki komunitas Yahudi terbesar di Inggris. 

“Salah satu alasan mengapa tingkat insiden tetap tinggi setelah 7 Oktober adalah karena perang ini berlangsung lebih lama dibandingkan konflik-konflik sebelumnya di Israel dan Gaza, dan oleh karena itu perang ini telah menyita perhatian dan pengawasan publik untuk jangka waktu yang lebih lama," kata CST dalam laporannya.

2. CST sebut 2023 sebagai tahun terburuk bagi antisemitisme di Inggris

Pada Februari, CST mengatakan bahwa 2023 adalah tahun terburuk bagi antisemitisme di Inggris sejak mereka mulai mencatat data tersebut pada 1984. Fenomena ini disebabkan oleh lonjakan kebencian menyusul perang Israel di Gaza, yang telah membunuh hampir 40 ribu warga Palestina.

Tahun lalu, pemerintah Inggris memberikan tambahan dana sebesar 3 juta poundsterling (sekitar Rp60 miliar rupiah) kepada badan amal tersebut untuk membantu meningkatkan keamanan di institusi-institusi Yahudi.

“Meningkatnya tingkat kebencian antisemit yang diuraikan dalam laporan ini benar-benar mengerikan, dan kita tidak boleh menyerah dalam upaya kita untuk menghilangkan kebencian ini dalam segala bentuknya,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper.

"Tidak ada tempat di Inggris untuk kebencian keji ini dan kami sangat jelas bahwa mereka yang menyebarkan racun ini, di jalanan atau online, harus selalu menghadapi hukuman penuh," tambahnya.

3. Warga Muslim di Inggris juga mengalami insiden kebencian

Menurut badan amal Tell Mama, peningkatan insiden kebencian juga dialami oleh warga Muslim di Inggris sejak Oktober lalu.

Hasil survei menunjukkan bahwa 60 persen dari 550 warga Muslim di Inggris percaya bahwa kebencian terhadap umat Islam meningkat. Lebih dari seperempat responden juga mengaku pernah mengalami insiden kebencian.

“Temuan ini menunjukkan bahwa orang Muslim di Inggris merasakan kecemasan dan sifat beracun dari kebencian terhadap Muslim dan Islamofobia. Hal ini bahkan terjadi sebelum peristiwa terbaru dan serangan terhadap masjid seperti Masjid Southport oleh anggota sayap kanan," kata Iman Atta, direktur Tell Mama, dikutip The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us