Dilansir New York Times, (21/4), dalam beberapa pekan terakhir ini, sedikitnya tiga perusahaan media online di Amerika Serikat dilanda rasa panik. Ada beberapa faktor yang membuat mereka merasa khawatir terhadap masa depan bisnisnya. Hal yang pertama adalah dari sisi pemesanan iklan yang mulai menurun. Dan hal yang kedua adalah anjloknya jumlah kunjungan ke situs media mereka.
Salah satunya dialami oleh Mashable yang merupakan generasi pertama situs berita digital di Amerika. Mereka memilih melakukan efisiensi karyawan untuk menghadapi krisis tersebut. Situs yang bulan ini baru saja membukukan pendapatan sekitar 15 juta dolar AS atau sekitar 197,3 miliar rupiah tersebut telah mem-PHK setidaknya 30 orang karyawan. Selain Mashable, dua pemain dalam bisnis media digital lainnya juga mulai tergoda untuk menyerah adalah Salon dan BuzzFeed.
Sama seperti Mashable, Salon juga telah mengumumkan rencana untuk kembali memangkas anggaran, yaitu dengan cara mengurangi jumlah karyawan. Salon telah melakukan langkah ini sebelumnya. Sayangnya, kemungkinan mereka juga akan mengulangi hal yang sama untuk langkah berikutnya. BuzzFeed pun mulai melakukan pergerakan siaga. Perusahaan startup news online tersebut juga tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa mereka terus merugi.
Om Malik, seorang penanam modal pada True Ventures mengakui bahwa bisnis online saat ini semakin susah berkembang. Sebelumnya pada tahun 2015 True Ventures terpaksa merelakan GigaOm gulung tikar. GigaOm merupakan situs berita teknologi milik True Ventures yang sudah beroperasi sedari awal booming-nya media online. Menurutnya bisnis iklan online hampir tidak bisa diprediksi dan belakangan ini menjadi kian membahayakan.
Selain pendapatan dari iklan online yang tak menentu, Malik juga mengatakan kunjungan ke situs-situs media online juga semakin turun. Hal tersebut berbeda dengan satu dekade lalu. Saat itu, semua orang di seluruh penjuru dunia keranjingan mengakses berita online.