Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Panglima militer Israel Herzi Halevi (/IDF Spokesperson's Unit)
Panglima militer Israel Herzi Halevi (/IDF Spokesperson's Unit)

Jakarta, IDN Times - Panglima militer Israel, Herzi Halevi, pada Selasa (21/1/2025), mengatakan akan mengundurkan diri pada 6 Maret 2025. Ia mengaku bertanggung jawab atas kegagalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, IDF di bawah komando saya gagal menjalankan misinya untuk melindungi warga Israel,” tulis Halevi dalam surat pengunduran dirinya kepada Menteri Pertahanan Israel Katz. 

"Tanggung jawab saya atas kegagalan mengerikan ini menghantui saya setiap hari, setiap jam, dan akan terus demikian sepanjang sisa hidup saya," tambahnya.

Pengumuman pengunduran diri Halevi terjadi pada hari ketiga gencatan senjata di Gaza, yang mulai berlaku sejak Minggu (19/1/2025). Ia saat ini mengawasi pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata tiga tahap antara Israel dan Hamas, yang mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina.

1. Halevi janjikan penyelidikan mendalam dan transparan terkait serangan 7 Oktober

Dilansir dari BBC, pejabat militer dan intelijen Israel melewatkan atau mengabaikan banyak peringatan keamanan sebelum ratusan pejuang Hamas dari Gaza menerobos pagar pembatas dan melancarkan serangan di Israel selatan 15 bulan yang lalu. Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnnya disandera akibat serangan itu. 

Sebagai tanggapan, IDF melancarkan serangan udara dan darat secara besar-besaran di Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 47 ribu warga Palestina tewas.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Selasa, Halevi berjanji bahwa penyelidikan IDF terkait serangan 7 Oktober, yang rencananya akan diselesaikan sebelum ia meninggalkan jabatannya, akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan.

“Komisi penyelidikan atau badan eksternal lainnya dapat menyelidiki dan memeriksa serta akan menerima transparansi penuh dari IDF,” kata Halevi, yang telah mengabdi di militer selama empat dekade.

Ia menambahkan bahwa sayap militer Hamas telah mengalami kerugian yang sangat besar, dengan mayoritas pemimpin kelompok dan komandan militernya telah tewas bersama hampir 20 ribu anggotanya.

2. PM dan Menhan Israel terima pengunduran diri Halevi

Dilansir dari Reuters, Menteri Pertahanan Katz berterima kasih kepada Halevi dan mengatakan bahwa pencarian penggantinya akan dilakukan secara tertib. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga menerima pengunduran diri Halevi.

Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, pada Selasa, memuji Halevi atas keberhasilan IDF dalam menghancurkan kemampuan militer Hamas selama perang, namun tetap menyalahkannya atas serangan 7 Oktober.

"Kritik saya terhadap kegagalannya dalam kampanye untuk mengeliminasi kemampuan sipil dan pemerintahan Hamas, serta tanggung jawabnya atas kegagalan 7 Oktober, tidak mengurangi rasa terima kasih besar yang kami berikan atas semua pekerjaan dan kontribusinya selama bertahun-tahun serta pencapaiannya," kata Smotrich, yang menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

"Periode yang akan datang akan ditandai dengan pergantian komando militer senior sebagai bagian dari persiapan untuk melanjutkan perang, kali ini di Tepi Barat hingga kemenangan total," tambahnya.

Halevi sering mendapat kritik dari kelompok garis keras di pemerintahan Netanyahu, termasuk dari Smotrich, yang menyebut caranya memimpin perang di Gaza terlalu lembek.

3. Netanyahu juga didesak untuk mengundurkan diri

Langkah Halevi juga diikuti oleh Kepala Komando Selatan IDF Yaron Finkelman. Ia mengumumkan akan mengundurkan diri karena gagal dalam melindungi Negev Barat dan para penduduknya. Sebelumnya, beberapa perwira militer senior juga telah mengundurkan diri akibat serangan 7 Oktober.

“Mungkin perdana menteri harus mengambil contoh dari tanggung jawab pribadi yang diambil oleh kepala staf,” kata aktivis, Gil Ashkenazy, kepada Reuters.

Pemimpin oposisi, Yair Lapid, juga mendesak Netanyahu untuk mengikuti langkah serupa.

“Sekarang, saatnya bagi mereka untuk mengambil tanggung jawab dan mengundurkan diri – perdana menteri dan seluruh pemerintahannya yang membawa bencana,” ujarnya.

Hingga saat ini, Netanyahu hanya meminta maaf atas apa yang terjadi pada  7 Oktober, tanpa mengakui tanggung jawab apa pun. Ia juga menyampaikan penyelidikan oleh komisi independen sebaiknya dilakukan setelah perang di Gaza berakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama