300 Mahasiswa AS Membentuk Tameng Hidup Demi Melindungi Mahasiswa Muslim yang Sedang Salat

Diskriminasi itu sudah ada sejak ribuan tahun. Namun, sangat menyedihkan kalau kita tidak pernah belajar dari sejarah bahwa diskriminasi selalu melahirkan berbagai peristiwa buruk seperti perang dan terorisme. Tentu kita tak ingin kembali ke masa lalu saat manusia masih sangat mudah diadu domba karena perbedaan agama maupun ras. Padahal, pelaku adu domba sejatinya hanya menggunakan kita seperti pion-pion di permainan catur untuk mencapai kekuasaan dan kita dengan sukarela menurutinya.
Di Amerika Serikat, fenomena diskriminasi karena agama meningkat setelah Donald Trump dinyatakan menjadi presiden terpilih. Bahkan, ada tendensi bahwa aksi diskriminatif mulai menjadi sesuatu yang dianggap normal dan bisa dilakukan secara terang-terangan seakan itu sesuatu yang benar secara moral dan hukum. Namun, para mahasiswa ini sepertinya sudah merasa bahwa ini saatnya untuk melawan.
Semua berawal ketika seorang mahasiswi muslim di Universitas Michigan dipaksa melepas jilbabnya.
Wakil Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim di Universitas Michigan, Nusayba Tabbah, menyebut bahwa ada peningkatan sentimen anti-Muslim di kampusnya. Pernyataannya itu menyusul terjadinya sebuah peristiwa yang tak seharusnya terjadi di sebuah institusi pendidikan: seorang mahasiswi muslim di universitas tersebut dipaksa melepas jilbabnya dan bila tidak sang pelaku mengancam akan membakar mahasiswi itu hidup-hidup.