Paraguay Tuduh Brasil Lancarkan Serangan Siber ke Negaranya

Jakarta, IDN Times - Paraguay menyilidiki dugaan serangan siber dari Brasil di negaranya. Brasilia dituding melancarkan serangan untuk mendapat informasi rahasia terkait Bendungan Itaipu.
Selama ini, Bendungan Itaipu yang berada di aliran Sungai Parana itu sudah dikelola oleh Brasil dan Paraguay. Bendungan terbesar ketiga di dunia itu juga menjadi sumber energi di Paraguay dan sebagian wilayah Brasil.
Dugaan spionase ini memicu tensi antara Brasil dan Paraguay. Tak hanya itu, ketegangan antara kedua negara tetangga ini disebut akan mendorong perpecahan di dalam blok Mercosur.
1. Paraguay panggil Duta Besar Brasil di Asuncion
Menteri Luar Negeri Paraguay, Ruben Ramírez Lezcano, mengumumkan pemanggilan Duta Besar (Dubes) Brasil di Asuncion, José Antônio Marcondes, untuk menjelaskan dengan dugaan spionase dari Badan Intelijen Brasil (ABIN).
"Diplomat Brasil akan menjelaskan mengenai detail dari operasi intelijen yang diorganisir oleh ABIN. Ini adalah pelanggaran hukum internasional dan intervensi urusan dalam negeri negara lain," tutur Ramirez pada Rabu (2/4/2025), dilansir EFE.
Paraguay juga akan menangguhkan semua negosiasi mengenai kontrak dengan Brasil mengenai Annex C di Bendungan Itaipu. Penangguhan ini akan diselesaikan usai klarifikasi yang relevan sesuai permintaan dari Paraguay.
Sementara itu, Dubes Paraguay di Brasilia, Juan Angel Delgadillo, sudah dipanggil ke Asuncion untuk konsultasi dan melaporkan informasi yang diberikan dari pemerintah Brasil.
2. Paraguay akan tingkatkan keamanan siber di negaranya
Menteri Informasi dan Teknologi Paraguay, Gustavo Villate, mengatakan bahwa tidak ada kerawanan yang terdeteksi sejauh ini. Ia pun mengungkapkan kebijakan proaktif dalam mengamankan ranah siber.
"Kami melihat bahwa komunikasi dari pers di Brasil terkait kemungkinan kebocoran. Dari situ, kami sudah berkomunikasi dengan Pusat Darurat Komputer Nasional (CERT) Brasil. Kami tidak menemukan komunikasi dan tidak ada seperti yang dipublikasikan di media," tuturnya, dikutip Mercopress.
Villate mengakui memang ada kebocoran keamanan siber lain pada November 2024 yang menyasar parlemen. Ia menyebut semua serangan siber tersebut berhasil dikendalikan tanpa masalah besar.
Ia mengungkapkan bahwa tidak ada keamanan yang aman 100 persen. Villate menyebut sistem keamanan siber yang harus dipastikan adalah tahu apa yang harus dilakukan ketika serangan siber terjadi.
3. Brasil tolak terlibat dalam serangan siber di Paraguay
Menanggapi tuduhan ini, Kementerian Luar Negeri Brasil menolak adanya partisipasi ABIN dalam urusan dalam negeri Paraguay di bawah pemerintahan Presiden Lula da Silva.
"Pemerintahan Lula berkomitmen penuh terhadap penghormatan dan transparansi dialog sebagai elemen fundamental dalam hubungan diplomatik antara Paraguay dan seluruh rekannya di kawasan Amerika Latin dan dunia," ungkapnya.
Namun, Brasil mengakui bahwa operasi itu dilakukan pada masa pemerintahan mantan Presiden Jair Bolsonaro pada Juni 2022. Selain itu, operasi itu ditinggalkan begitu saja oleh jajaran pemimpin ABIN pada 27 Maret 2023.
Operasi itu berhasil meretas 5 hingga 6 komputer milik pejabat tinggi pemerintah Paraguay untuk mengetahui informasi tarif dan Annex C di Bendungan Itaipu.