Partai Koalisi Sayap Kiri Sri Lanka Menang Pemilu

Intinya sih...
- Koalisi partai kiri Sri Lanka menang pemilu dengan 62% suara, memperoleh 159 kursi dari 225.
- Presiden Anura Kumara Dissanayake mengajukan pemilu baru setelah menjadi presiden, berjanji reformasi dan melawan korupsi.
- Mandat luas dari wilayah utara dan timur menunjukkan perubahan dukungan rakyat terhadap partai JVP di bawah pimpinan Dissanayake.
Jakarta, IDN Times - Koalisi partai kiri Sri Lanka memenangi pemilu yang digelar di negara tersebut. Sebagian besar penghitungan suara telah dihitung pada Jumat (15/11/2024). Koalisi tersebut telah meraih 62 persen suara.
Koalisi kiri dipimpin oleh Presiden Anura Kumara Dissanayake. Mereka telah mendapatkan 159 kursi dari majelis yang beranggotakan 225 orang. Para pengamat menilai bahwa kemenangan itu akan melonggarkan langkah penghematan di negara yang dilanda krisis keuangan.
1. Suara mayoritas untuk meloloskan rencana ambisius
Sebelum pemilu pada Kamis, partai Janatha Vimukthi Peramuna (JVP) pimpinan Dissanayake hanya memiliki tiga kursi. Tapi koalisi sayap kiri National People's Power (NPP) yang dipimpin partai tersebut dalam pemilu kali ini meraih kemenangan telak.
Dilansir BBC, tak lama usai menjadi presiden, Dissanayake menyerukan pemilu untuk mendapat mandat baru.
"Tidak ada gunanya melanjutkan parlemen yang tidak sejalan dengan keinginan rakyat," ujarnya saat itu.
Pria berusia 55 tahun ini memiliki janji memerangi korupsi dan memulihkan stabilitas. Dia membutuhkan suara mayoritas untuk dapat meloloskan rencana reformasi ambisiusnya.
2. Titik balik yang penting bagi Sri Lanka
Kejutan dalam pemilu Sri Lanka kali ini adalah mandat yang luas dari wilayah utara dan timur. Wilayah itu adalah rumah minoritas Tamil.
Sebelumnya mereka kerap curiga dengan etnis Sinhala, di mana Dissanayake merupakan anggota etnis tersebut. Akan tetapi, dengan perubahan dukungan dan kepercayaan yang terjadi, menunjukkan negara itu siap bergerak maju.
"Presiden kini memiliki mandat besar untuk melaksanakan reformasi tetapi juga harapan besar dari rakyat," kata Bhavani Fonseka, peneliti di Centre for Policy Alternatives di Kolombo, dikutip Reuters.
Adapun partai Podujana Pramuna milik keluarga Rajapaksa, yang mana kelompok itu telah memberi Sri Lanka dua presiden selama belasan tahun berkuasa, hanya memperoleh tiga kursi. Kinerja partai tersebut rontok di pemilu kali ini.
"Kami melihat ini sebagai titik balik yang penting bagi Sri Lanka. Kami mengharapkan mandat untuk membentuk parlemen yang kuat, dan kami yakin rakyat akan memberi kami mandat ini," kata Dissanayake.
3. Tantangan berat bagi pemerintahan yang baru
Juli lalu, masyarakat Sri Lanka marah karena krisis ekonomi yang memuncak dan tingginya biaya hidup. Mereka menyerbu kompleks Presiden Gotabaya Rajapaksa, memaksa dirinya mengundurkan diri.
Dilansir Al Jazeera, presiden baru Dissanayake berjanji mengubah budaya politik korup dan itu mendapat sambutan luar biasa dari jutaan warga.
Para pemilih mengatakan bahwa mereka menolak wajah-wajah lama yang sama, partai-partai lama yang sama, yang telah membodohi mereka terlalu lama. Kini mereka dengan mudah memberi suara mayoritas kepada koalisi NPP.
Meski begitu, pemerintahan baru diperkirakan akan menghadapi tantangan berat. Ini karena koalisi NPP hanya memiliki sedikit pemimpin dengan pengalaman dalam pemerintahan dan pembuat kebijakan.