Jakarta, IDN Times - Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), yang dirilis pada Selasa (17/9/2024), mengungkapkan militer Myanmar makin meningkatkan aksi pembunuhan dan penangkapan massal untuk membungkam oposisi dan merekrut tentara di tengah konflik yang semakin memanas. Sejak kudeta 2021, puluhan ribu orang telah ditahan.
Militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 setelah menggulingkan pemerintahan sipil terpilih Aung San Suu Kyi dan memicu protes besar-besaran di seluruh negeri yang kemudian ditindas dengan kekerasan. Gerakan protes ini telah berkembang menjadi pemberontakan bersenjata yang meluas.