Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Kanada. (unsplash.com/Praveen Kumar Nandagiri)
Bendera Kanada. (unsplash.com/Praveen Kumar Nandagiri)

Jakarta, IDN Times - Para pemimpin provinsi Kanada beda pendapat terkait cara merespons ancaman tarif dari Donald Trump. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu berencana menerapkan tarif 25 persen untuk semua impor dari Kanada saat kembali menjabat nanti, dilansir The Guardian pada Rabu (15/1/2025).

Perdana Menteri Justin Trudeau akan mengadakan pertemuan kabinet khusus minggu depan guna membahas langkah perlindungan kepentingan Kanada. Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 20-21 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan Trump.

Bloomberg melaporkan administrasi Trump mempertimbangkan kenaikan tarif 2-5 persen per bulan untuk menghindari lonjakan inflasi. Situasi ini mengkhawatirkan mengingat Kanada mengirim 75 persen ekspor barang dan jasanya ke AS.

1. Pemimpin Alberta temui Trump untuk berunding

Pemimpin Provinsi Alberta, Danielle Smith, telah bertemu Trump di resor Mar-a-Lago, Florida pada akhir pekan lalu. Namun, pertemuan tersebut tidak menghasilkan jaminan pengecualian tarif, khususnya untuk ekspor minyak Alberta yang mencapai 3,5 juta barel per hari ke AS.

Smith bersikap hati-hati dan menolak seruan pembalasan dari provinsi lain.

"Saya tidak akan setuju jika ada larangan ekspor energi. Tindakan pembalasan hanya akan merugikan diri kita sendiri," ujar Smith.

Sikap Smith mendapat dukungan dari Gubernur Saskatchewan, Scott Moe. Mereka berdua khawatir tindakan balasan justru memperburuk situasi ekonomi Kanada. Saskatchewan bahkan memprediksi pembalasan bisa memicu krisis persatuan nasional.

Posisi Alberta sangat krusial karena provinsi tersebut menjadi pemasok besar minyak ke AS. Sektor energi dinilai bisa menjadi kunci perundingan. Sementara itu, Trump selama ini mengklaim Kanada memiliki surplus perdagangan sekitar Rp1.135 triliun per tahun.

2. Ontario siap ambil langkah balasan keras

Pemimpin Ontario, Doug Ford, mengancam akan memotong ekspor listrik ke AS. Ford juga berencana menargetkan minuman keras Amerika sebagai langkah balasan. Ontario, pusat industri Kanada, diprediksi akan terkena dampak paling parah dari kebijakan Trump.

Melansir Reuters, Ford memperkirakan sekitar 500 ribu pekerja terancam kehilangan pekerjaan jika tarif tersebut diterapkan.

"Smith hanya berbicara untuk Alberta. Saya berbicara untuk Ontario yang akan terkena dampak jauh lebih besar. Tim Trump tidak akan menyerang minyak. Mereka mengincar Ontario," kata Ford.

Para pejabat Kanada telah menyiapkan daftar produk AS yang bisa dikenai bea masuk balasan. Produk-produk tersebut mencakup baja, keramik, hingga jus jeruk Florida. Ford juga menolak pernyataan Smith.

3. Pemerintah pusat berusaha cari solusi

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, menyatakan pemerintah tidak mengesampingkan kemungkinan pembatasan ekspor energi sebagai tindakan balasan. Pemerintah masih mengkaji berbagai opsi respons.

Pemimpin New Democratic Party (NDP), Jagmeet Singh, mengusulkan langkah lebih agresif. Singh menyerukan penghentian ekspor mineral penting ke AS yang dibutuhkan industri teknologi.

"Trump itu seperti tukang bully yang hanya mengerti bahasa kekuatan dan rasa sakit. Jika dia mau cari masalah dengan Kanada, kita harus pastikan AS juga akan merasakan dampaknya," ujar Singh, dilansir CTV News. 

Para pemimpin provinsi dijadwalkan bertemu Trudeau di Ottawa pekan ini. Pertemuan tersebut akan membahas koordinasi respons nasional terhadap ancaman tarif Trump.

Seluruh pemimpin provinsi juga berencana melakukan perjalanan ke Washington DC bulan depan. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari misi Council of the Federation.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama