Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Myanmar. (pixabay.com/jorono)
ilustrasi bendera Myanmar. (pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Suasana di perbatasan Myanmar dan Thailand kembali memanas sejak Sabtu kemarin. Setidaknya sekitar 3 ribu warga sipil melarikan diri di tengah sengitnya pertempuran antara pemberontak etnis minoritas Myanmar melawan junta militer Myanmar.

Dilansir dari The Guardian, Senin (22/4/2024), pejuang etnis minoritas Myanmar ini merebut kota perdagangan utama, yaitu Myawaddy, yang berbatasan dengan Kota Mae Sot, Thailand.

Perjuangan para etnis minoritas ini menjadi pukulan berat bagi junta militer Myanmar yang selama ini menguasai negara tersebut.

1. Kelompok pejuang minoritas jatuhkan bom dari drone

Media NBT Thailand melaporkan bahwa para pejuang etnis minoritas ini menggunakan senapan mesin 40mm, dan menjatuhkan sekitar 20 bom dari drone untuk memukul mundur pasukan junta militer Myanmar.

Akibatnya, sekitar 3 ribu orang yang tinggal di perbatasan melarikan diri ke perbatasan Thailand, dan mencari perlindungan di Kota Mae Sot.

“Saya tidak ingin melihat bentrokan seperti itu berdampak pada integritas wilayah Thailand dan kami siap melindungi perbatasan serta keselamatan rakyat kami,” tegas Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin.

2. ASEAN desak Myanmar hentikan kekerasan

Pertemuan Pleno Menlu ASEAN di Jakarta. (Dok. Kemlu RI)

Negara-negara anggota ASEAN mendesak semua pihak di Myanmar, serta perbatasan dengan Thailand untuk menghentikan kekerasan, menahan diri serta menjunjung hukum humaniter internasional.

"Kami mendesak semua pihak mengambil tindakan yang diperlukan untuk meredakan ketegangan dan menjamin perdamaian, perlindungan serta keselamatan seluruh warga sipil, termasuk warga negara asing dan warga negara anggota ASEAN," demikian pernyataan bersama para Menteri Luar Negeri ASEAN, dikutip dari laman resmi ASEAN, Jumat, 19 April 2024.

3. ASEAN terus berkomitmen untuk bantu Myanmar keluar dari konflik

Kursi Myanmar kosong di pertemuan Menlu ASEAN, Jakarta, pada Senin (4/9/2023). (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, ASEAN juga berkomitmen terus membantu Myanmar keluar dari konflik melalui penerapan Lima Poin Konsensus secara penuh dan cepat serta menyeluruh.

"Kami juga mendukung upaya berkelanjutan dari AHA Centre serta inisiatif kemanusiaan lintas batas dari Thailand, yang sejalan dengan Lima Poin Konsensus serta dikoordinasikan melalui Ketua ASEAN dan Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Editorial Team