Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-26 at 13.06.02 (1).jpeg
Penandatanganan MoU antara Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Hubungan Eksternal Angola, Tete António. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Penandatanganan MoU JCBC menjadi tonggak baru hubungan RI-Angola

  • Kerja sama energi menjadi fokus utama dalam pertemuan

  • Angola dipandang sebagai pasar potensial bagi produk non-migas Indonesia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

New York, IDN Times - Indonesia dan Angola memperkuat hubungan bilateral dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC). Penandatanganan dilakukan Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Hubungan Eksternal Angola, Tete António, di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Kamis (25/9/2025)

JCBC ini menjadi tonggak baru bagi hubungan kedua negara yang selama ini terjalin positif. Melalui mekanisme tersebut, Indonesia dan Angola bersepakat memperluas kerja sama, tidak hanya di bidang politik, tetapi juga ekonomi, energi, dan potensi strategis lain.

Pertemuan ini juga mencerminkan kedekatan politik Indonesia dan Angola yang terus berkembang sejak hubungan diplomatik resmi dibuka. Angola dipandang sebagai mitra penting di kawasan Afrika, khususnya dalam memperkuat jejaring Indonesia di Global South.

1. MoU JCBC jadi tonggak baru hubungan RI–Angola

Penandatanganan MoU antara Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Hubungan Eksternal Angola, Tete António. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Penandatanganan MoU Joint Commission on Bilateral Cooperation menjadi langkah penting yang membuka jalan bagi penguatan kerja sama struktural Indonesia–Angola.

Hubungan Indonesia–Angola memiliki prospek cerah jika difokuskan pada bidang yang sesuai kebutuhan bersama. MoU ini juga menjadi dasar bagi kedua negara untuk menyiapkan pertemuan-pertemuan berikutnya yang lebih teknis, sekaligus memperluas agenda kerja sama ke berbagai sektor.

2. Kerja sama energi jadi fokus utama

Penandatanganan MoU antara Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Hubungan Eksternal Angola, Tete António. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dalam pertemuan, sektor energi harus menjadi prioritas kerja sama Indonesia–Angola. Indonesia melihat potensi tersebut sebagai peluang untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Kerja sama energi ini diharapkan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga menjadi dasar bagi hubungan strategis jangka panjang yang lebih kokoh antara kedua negara.

3. Angola, pasar potensial bagi produk non-migas Indonesia

Penandatanganan MoU antara Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Hubungan Eksternal Angola, Tete António. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Selain sektor energi, Angola dinilai sebagai pasar potensial bagi produk non-migas dan industri strategis Indonesia. Indonesia melihat Angola bukan hanya sebagai mitra dagang, tetapi juga pintu masuk ke pasar Afrika Selatan dan Afrika Barat. Dengan pertumbuhan ekonomi Angola yang terus meningkat, permintaan terhadap produk industri semakin besar.

Hubungan politik Indonesia–Angola yang positif juga memberi ruang bagi peningkatan kerja sama dagang. Angola dikenal terbuka terhadap kolaborasi dengan negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

Editorial Team