Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI dan Ekuador Teken MoU, Perkuat Kapasitas Diplomatik

WhatsApp Image 2025-09-26 at 13.04.13 (3).jpeg
Bilateral Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, María Gabriela Sommerfeld Rosero. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • MoU baru memperkuat kerja sama diplomatik Indonesia dan EkuadorMenlu Sugiono: diplomasi adalah pintu pembuka untuk kerja sama strategisSommerfeld: kerja sama dengan Indonesia penting untuk memperluas jejaring diplomatik di Asia
  • Peningkatan nilai perdagangan, namun defisit Indonesia masih tinggiEkspor Indonesia didominasi oleh kendaraan bermotor dan produk manufaktur lainnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

New York, IDN Times - Indonesia dan Ekuador memperkuat hubungan bilateral melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Kerja Sama Pembangunan Kapasitas Diplomatik. Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, María Gabriela Sommerfeld Rosero, di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Kamis (25/9/2025).

MoU ini memperbarui kesepakatan kerja sama pendidikan dan pelatihan diplomatik yang telah diteken sejak 2006 namun masa berlakunya sudah habis. Dengan kesepakatan baru ini, kedua negara berkomitmen memperkuat pertukaran pengalaman dan kapasitas diplomat masing-masing.

Selain fokus pada kerja sama diplomasi, pertemuan ini juga membahas hubungan perdagangan yang terus tumbuh pesat antara kedua negara. Nilai perdagangan bilateral pada Januari–Juli 2025 tercatat sebesar juta dolar AS, meski Indonesia masih mengalami defisit sebesar 338,80 juta dolar AS.

Ekuador saat ini menjadi mitra dagang terbesar keenam Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Potensi kerja sama pun terbuka lebar, terutama di sektor otomotif, teknologi, hingga produk pertanian dan perkebunan.

1. Perkuat Kapasitas Diplomasi Kedua Negara

WhatsApp Image 2025-09-26 at 13.04.13 (1).jpeg
Bilateral Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, María Gabriela Sommerfeld Rosero. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dalam pertemuan, Menlu Sugiono menegaskan arti penting MoU baru ini sebagai wujud keseriusan Indonesia dan Ekuador memperkuat kerja sama diplomatik. Menurutnya, diplomasi yang solid menjadi fondasi untuk memperluas kerja sama di bidang lain.

“Kerja sama diplomasi adalah pintu pembuka untuk kerja sama strategis yang lebih luas,” ujar Sugiono. Ia menambahkan bahwa MoU ini akan memberi ruang bagi pertukaran pengetahuan, pelatihan bersama, hingga kolaborasi dalam forum multilateral.

Bagi Ekuador, MoU ini sejalan dengan agenda mereka untuk memperluas jejaring diplomatik di kawasan Asia. Sommerfeld menyebut kerja sama dengan Indonesia sangat penting, mengingat posisi strategis Indonesia di ASEAN dan Indo-Pasifik.

MoU ini juga menjadi simbol persahabatan jangka panjang kedua negara yang terus diperkuat sejak hubungan diplomatik terjalin. Dengan adanya perjanjian ini, hubungan Indonesia–Ekuador tidak hanya sebatas formalitas, melainkan berkembang menjadi kemitraan nyata.

2. Hubungan Dagang Masih Didominasi Defisit Indonesia

WhatsApp Image 2025-09-26 at 13.04.14.jpeg
Bilateral Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, María Gabriela Sommerfeld Rosero. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Selain kerja sama diplomasi, pertemuan Sugiono dan Sommerfeld juga menyoroti perkembangan perdagangan bilateral. Data terbaru menunjukkan peningkatan nilai perdagangan yang signifikan.

Pada Januari–Juli 2025, perdagangan Indonesia–Ekuador mencapai 441,50 juta dolar AS dengan Indonesia mencatat defisit 338,80 juta dolar AS. Tahun sebelumnya, nilai perdagangan hanya 348,50 juta dolar AS dengan defisit sebesar 196,60 juta dolar AS bagi Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Ekuador didominasi oleh kendaraan bermotor, modul panel layar datar, kertas dan karton, kertas tisu, serta mesin sentrifugal. Produk-produk ini menunjukkan daya saing industri manufaktur Indonesia di pasar Amerika Latin.

Sementara itu, impor Indonesia dari Ekuador sebagian besar berasal dari sektor pertanian dan perkebunan, seperti biji kakao, tembakau, bunga potong, bijih zinc, dan pakan ikan. Komposisi perdagangan ini menunjukkan adanya potensi untuk diversifikasi dan penyeimbangan neraca dagang di masa depan.

3. Ekuador Jadi Mitra Strategis Indonesia di Amerika Latin

WhatsApp Image 2025-09-26 at 13.04.13 (2).jpeg
Bilateral Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, María Gabriela Sommerfeld Rosero. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Bagi Indonesia, Ekuador memiliki arti strategis karena menjadi mitra dagang terbesar keenam di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Dengan tren perdagangan yang meningkat, peluang untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor semakin besar.

Indonesia menilai kerja sama dengan Ekuador dapat diperluas ke bidang energi terbarukan, infrastruktur, hingga sektor pariwisata. Kolaborasi di sektor pendidikan dan teknologi juga dinilai menjanjikan untuk memperkuat keterhubungan masyarakat kedua negara.

Di sisi lain, Ekuador melihat Indonesia sebagai pintu masuk ke pasar Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Hal ini membuat kerja sama kedua negara berpotensi berkembang menjadi hubungan yang saling menguntungkan secara ekonomi maupun politik.

Pertemuan bilateral di sela UNGA 80 ini pun menjadi momentum penting untuk memperkokoh fondasi hubungan Indonesia–Ekuador, baik melalui jalur diplomatik maupun kerja sama ekonomi yang lebih erat

Share
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Kasus Pemukulan ART Zaskia Mecca, DPR Minta Panglima TNI Ambil Sikap

26 Sep 2025, 18:29 WIBNews