Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid. (commons.wikimedia.org/DedaSasha, free to use)

Jakarta, IDN Times – Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid, menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netayahu atas ditundanya pembebasan sandera oleh Hamas di Gaza. Lapid mengatakan, Hamas menghendaki penundaan itu lantaran retorika Netanyahu yang enggan memperpanjang perjanjian gencatan senjata selanjutnya.

“Posisi Hamas muncul sebagai respons terhadap Netanyahu, yang terus-menerus mengatakan bahwa ia tidak ingin beralih ke fase perjanjian berikutnya,” kata Lapid, Selasa (11/2/2025), dilansir Anadolu.

Hamas, pada Senin, mengutarakan keengganannya untuk membebaskan sandera pada Sabtu mendatang. Sebab, Israel dituduh telah melakukan pelanggaran atas perjanjian gencatan senjata.

1. Israel secara jelas melanggar gencatan senjata

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (commons.wikimedia.org/Hudson Institute)

Juru Bicara Sayap Militer Hamas, Abu Obaidah, mengatakan bahwa penundaan itu didorong oleh tindakan pelanggaran gencatan senjata dalam tiga minggu terakhir. Israel telah mencegah warga Gaza untuk kembali ke wilayah utara, melarang masuknya bantuan, hingga masih maraknya kasus represi terhadap warga Gaza.

“Pembebasan akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, hingga Israel berkomitmen dan memberikan kompensasi atas minggu-minggu terakhir secara retroaktif," kata Abu Obaidah, dikutip NBC.

Pejabat Israel mengecam pernyataan Hamas. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh balik Hamas telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.

Pihak keluarga korban khawatir penundaan semacam ini akan membuat para sandera menderita lebih lama. Mereka juga memohon agar negara segera bertindak.

2. Trump ancam batalkan gencatan senjata jika sandera tak dibebaskan

Editorial Team

Tonton lebih seru di