Jakarta, IDN Times - Pemprov Kepulauan Riau pada Senin, 3 November 2020 lalu bertemu dengan Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zainal Abu, Bakar. Dalam kesempatan itu, Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin, meminta pemerintah Negeri Jiran untuk membuka wilayah perbatasannya di area Johor Bahru meski pandemik COVID-19 masih melanda.
Bahtiar menyampaikan persoalan yang merupakan aspirasi warga Kepri itu kepada Dubes Zainal. Sejak wilayah perbatasan ditutup, hubungan keluarga warga di lokasi perbatasan itu menjadi terkendala.
"Kepulauan Riau, Indonesia, Johor Malaysia, dan Singapura adalah satu kawasan yang tersambung, berbatasan langsung dan saling berinteraksi secara ekonomi, sosial dan budaya," ungkap Bahtiar melalui keterangan tertulis pada Senin kemarin.
Ia mengibaratkan area Kepri, Johor Bahru, dan Singapura seperti Depok, Tangerang Selatan (Banten) dengan Jakarta Selatan (DKI Jakarta). Perbedaannya, warga bermukim di tiga negara berbeda. Bila ada salah satu area yang aksesnya ditutup, ungkap Bahtiar, akan menimbulkan masalah.
"Banyak masyarakat Kepri yang memiliki keluarga di Johor Bahru, Malaysia. Biasanya mereka pergi (ke Johor Bahru) pada pagi hari, lalu pulang pada sore hari," tutur dia lagi.
Apa respons Pemerintah Malaysia terhadap permintaan Pemprov Kepri tersebut? Apalagi hingga kini, angka kasus COVID-19 di Tanah Air masih jadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.