Jakarta, IDN Times - Pengamat isu Timur Tengah dari Universitas Padjajaran, Dina Sulaeman, menilai pemerintah harus melayangkan protes terbuka terhadap organisasi Coalition for Regional Security yang memasang foto Presiden Prabowo Subianto yang satu frame dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di papan reklame Abraham Shield. Dengan begitu, publik bisa mengetahui bahwa sikap Indonesia tidak bergeser terkait isu penjajahan Palestina oleh Israel.
"Pemerintah harus menjawab gimana kok bisa ada foto Presiden Indonesia (di dalam papan reklame)? Kalau penggunaan foto itu tanpa seizin Pemerintah Indonesia berarti itu kan pelanggaran etika diplomatik meskipun kita tak punya hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Dina ketika dihubungi IDN Times, Selasa (30/9/2025).
Dengan adanya klarifikasi terbuka, kata dia, maka bisa memberikan jawaban atas keresahan publik di dalam negeri. Selain itu pemerintah juga memberikan peringatan kepada Israel agar tidak bertindak seenaknya sendiri.
"Jangan semuanya mengklaim sikap orang lain dan tidak fait accompli terhadap sikap negara orang lain," kata dia.
Publikasi papan reklame itu disebarluaskan oleh akun @AbrahamShield25 di platform X. Ada empat foto billboard yang mulai diunggah di akun media sosial pada Minggu, 28 September 2025. Sejak diunggah di platform X, konten tersebut mendapat 6,7 juta views, 11,2 ribu quotes, dan 1.365 repost.
"Koalisi Israel untuk Keamanan Regional telah meluncurkan sebuah kampanye billboard secara luas yang mendorong pemerintah untuk mendukung inisiatif Presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan memperluas Abraham Accords," demikian isi unggahan di X.
"Menampilkan Presiden Trump, PM Netanyahu, pemimpin Arab yang moderat, Presiden Indonesia, dan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Pesan kampanyenya jelas, ya, untuk rencana Trump - laksanakan," kata mereka.