Salam Lintas Agama Pidato Prabowo di PBB Tunjukkan Pluralisme Indonesia

- Prabowo menggunakan kutipan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai landasan moral, menegaskan kesetaraan manusia dan keadilan bagi Palestina.
- Mikrofon mati saat pidato Prabowo di PBB menjadi simbol bahwa pesan kebenaran selalu menemukan jalannya, memperkuat citra seorang pemimpin yang tidak gentar oleh hambatan.
- Pidato Prabowo memperkuat posisi Indonesia sebagai negara independen di tengah rivalitas geopolitik, menggabungkan moralitas universal, kepentingan nasional, dan strategi diplomatik yang seimbang.
Jakarta, IDN Times - Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Harris Arthur Hedar menilai, pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB menjadi momentum langka sekaligus penting dalam perjalanan diplomasi Indonesia. Menurutnya, pidato tersebut menampilkan gaya kepemimpinan yang tegas, percaya diri, dan berakar pada kebenaran moral yang universal.
Prabowo disebut tidak tampil dengan kalimat yang berliku, melainkan dengan bahasa yang lugas menyuarakan kebenaran.
Harris secara khusus menyoroti pidato Prabowo yang memakai salam lintas agama. Ia menilai, salam yang umum dipakai di Indonesia ini sederhana namun sarat makna saat dituturkan di pidato internasional.
“Dalam satu tarikan napas, Prabowo memproyeksikan wajah Indonesia sebagai bangsa multikultural, religius, dan toleran. Dunia melihat bahwa Indonesia tidak hanya berbicara soal HAM dan keadilan, tetapi juga menjadi contoh nyata pluralisme yang hidup,” kata Harris dalam keterangannya, Kamis (25/9/2025).
1. Keseimbangan diplomatik

Harris menyebut, Prabowo dalam pidatonya menggunakan kutipan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai landasan moral, yang menegaskan kesetaraan manusia bukan sekadar jargon, melainkan prinsip yang harus diperjuangkan.
Selain itu pernyataan menonjol lainnya ialah keberanian Prabowo menyuarakan keadilan bagi Palestina. Ia menegaskan, dunia tidak boleh diam atas penderitaan rakyat Palestina. Namun menariknya, Prabowo juga menyebut pentingnya menghormati keamanan Israel.
“Inilah keseimbangan diplomatik yang jarang disentuh secara terbuka. Berpihak pada keadilan tanpa menutup pintu dialog. Posisi ini menegaskan Indonesia sebagai jembatan moral yang tetap tegak di atas prinsip, tetapi tidak menutup diri dari realitas geopolitik,” kata Harris.
2. Simbol mikrofon mati saat Prabowo berpidato

Selain itu, Harris juga menyoroti, mikrofon yang sempat mati karena aturan teknis waktu lima menit. Ia menganggap, peristiwa ini bisa dibaca sebagai simbol, meskipun ada batasan, pesan kebenaran selalu menemukan jalannya. Bagi publik, momen ini meneguhkan citra seorang pemimpin yang tidak gentar oleh hambatan.
Menurut Harris, pidato itu juga terasa lebih luas karena mendapat sorotan media internasional. Media Israel menyoroti penggunaan salam “Shalom”, sementara publik global melihat keberanian Prabowo menyuarakan isu Palestina tanpa retorika kosong.
Bahkan, sejumlah pemimpin dunia menilai gaya pidato Prabowo tegas sekaligus konstruktif.
“Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka memberikan komentar positif terhadap pidato Prabowo. Ia menilai, gaya penyampaian Prabowo tegas, lugas, dan mampu merepresentasikan suara bangsa besar di hadapan dunia. Pujian dari salah satu pemimpin negara adidaya ini semakin memperkuat citra bahwa Indonesia, melalui Prabowo, telah tampil sebagai pemain global yang diperhitungkan,” ungkap Harris.
3. Perkuat posisi Indonesia sebagai negara independen di tengah rivalitas geopolitik

Harris lantas meyakini, momentum ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan suara moral yang independen di tengah rivalitas geopolitik. Pidato di PBB kali ini tidak hanya sekadar seremoni, melainkan pernyataan niat. Di mana dunia melihat Indonesia berani tampil dengan kepercayaan diri, menggabungkan moralitas universal, kepentingan nasional, dan strategi diplomatik yang seimbang.
"Momentum ini menandai babak baru bahwa Indonesia, dengan segala keragamannya, bukan hanya peserta forum global, melainkan juga penentu arah percakapan dunia," imbuh dia.