Dilansir The Korea Herald, pemerintah Seoul dijadwalkan memeriksa 3.175 fasilitas umum yang rawan kutu busuk, termasuk hotel, fasilitas akomodasi dan pemandian umum. Pihak berwenang juga berencana untuk memanaskan kursi berbahan kain di kereta bawah tanah di seluruh kota secara rutin, dan mengganti kursi berbahan kain dengan bahan lain.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) juga bertemu dengan perusahaan dan pakar pengendalian hama pada Senin (6/11/2023) untuk mendiskusikan cara memberantas parasit tersebut.
Setelah berdiskusi, KDCA menyimpulkan bahwa kutu busuk yang muncul di negara tersebut sangat resisten terhadap insektisida piretroid, yang merupakan insektisida yang paling umum tersedia di Korea.
“Di negara lain, insektisida lain sudah banyak digunakan untuk membasmi kutu busuk karena masalah resistensi. KDCA sedang melakukan pembicaraan dengan Kementerian Lingkungan Hidup mengenai kemungkinan memperkenalkan insektisida alternatif dalam waktu dekat,” kata KDCA.
Badan itu menyarankan, kombinasi metode, seperti pemanasan suhu tinggi, penggunaan pengering, penyedot debu, dan pengendalian bahan kimia seperti pestisida, harus digunakan secara bersamaan jika kutu busuk ditemukan di rumah atau fasilitas akomodasi.
Saat membuang kasur atau barang lain yang diserang kutu busuk, maka kasur tersebut harus disemprot insektisida terlebih dahulu demi mencegah penyebarannya. Berhubung hewan tersebut dapat berpindah-pindah dan bertelur, benda yang dihinggapinya juga harus diperiksa kembali tujuh hingga 14 hari setelah perawatan.