Jakarta, IDN Times - Juru bicara pemerintah junta militer Mali Abdoulaye Maiga, mengumumkan pembatalan perjanjian damai tahun 2015 dengan pemberontak Tuareg. Perjanjian tersebut disepakati di Aljazair pada 2015 lalu dan ditengahi oleh PBB.
Dalam pernyataan pada Kamis (25/1/2024), Perjanjian Aljazair diputuskan telah berakhir karena para penandatangan tidak menepati komitmen. Mereka juga marah karena Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune, pada Februari menjamu para pemberontak.