Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pere Aragonès saat menghadiri wawancara di stasiun radio. (twitter.com/govern)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin dan aktivis kemerdekaan Catalonia menemukan bahwa mereka telah menjadi korban penyadapan dengan spyware Pegasus. Hal ini menyulut kontroversi lantaran alat buatan Israel itu hanya dapat dibeli oleh pemerintah sebuah negara untuk melacak kelompok teroris dan kriminal. 

Terbongkarnya skandal penyadapan ini sesuai hasil penyelidikan dari Citizen Lab yang berafiliasi dengan Universitas Toronto di Kanada. Meski, lembaga itu tidak menyebutkan pelaku secara spesifik, tapi terdapat kecenderungan aksi ini dilakukan oleh Pemerintah Spanyol. 

Pemimpin pro kemerdekaan Catalonia, Pere Aragones, menyampaikan pihaknya telah lama curiga bahwa mereka menjadi target badan intelijen negara, dilansir The Times of Israel Kamis (21/4/2022). "Anda tidak harus menjadi Sherlock Holmes" untuk menuding badan intelijen Spanyol, yang dikenal sebagai CNI, ujar Aragones dalam wawancara dengan radio Catalan RAC1.

Selama ini, spyware Pegasus diketahui sudah menyulut kontroversi sebab diduga sebagai alat oleh pemerintah untuk memata-matai politisi, jurnalis, dan aktivis. Sejumlah jurnalis menemukan bahwa perangkat lunak itu digunakan pemerintah negara untuk menyadap lawannya. 

1. Sebanyak 65 pemimpin dan aktivis pro kemerdekaan Catalonia disadap

Berdasarkan keterangan dari Citizen Lab, pada Senin (18/4/2022), sebanyak 65 ponsel milik aktivis pro kemerdekaan Catalonia telah menjadi target penyadapan dari alat spyware Pegasus dan Candiru. Penyadapan juga turut menargetkan pemimpin pro kemerdekaan, yakni Pere Aragonès, Quim Torra, Carles Puigdemont dan Artur Mas. 

Selain itu, sejumlah anggota legislatif, pengacara, aktivis masyarakat, dan jurnalis juga menjadi target penyadapan. Bahkan, beberapa anggota keluarga dari orang terkait juga tak lepas dari aksi penyadapan massal ini. 

Investigasi Citizen Lab ini dimulai pada akhir 2019, setelah terdapat bukti penyadapan terhadap pihak pro kemerdekaan Catalonia terungkap ke permukaan. Sementara serangan ini berlangsung antara 2017-2020 melalui pesan teks dan WhatsApp palsu kepada korbannya. 

Antara 2018-2020, serangan menargekan Aragones dan Tora yang menjabat sebagai pimpinan di Catalonia. Sebelumnya, Puigdemont yang gagal mendorong kemerdekaan Catalonia lima tahun lalu juga ikut disadap bersamaan dengan Mas yang disadap usai meninggalkan jabatannya, dilansir dari The Guardian

2. Spanyol menampik tudingan pihaknya ada di balik penyadapan massal ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di