Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemimpin Milisi Palestina Anti-Hamas Tewas di Gaza
pemandangan Jalur Gaza (unsplash.com/Emad El Byed)

Intinya sih...

  • Pernyataan berbeda soal kematian Abu Shabab

  • Israel sebut Abu Shabab sempat dievakuasi

  • Peran milisi anti-Hamas di tengah rencana fase kedua kesepakatan Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin milisi Palestina yang dikenal menentang Hamas, Yasser Abu Shabab dilaporkan tewas setelah ditembak di Gaza. Ia memimpin Popular Forces, kelompok bersenjata beranggotakan puluhan orang yang beroperasi di wilayah selatan Gaza dekat Rafah, di area yang berada di bawah kendali Israel.

Popular Forces menyatakan, Abu Shabab tewas saat berusaha menyelesaikan perselisihan internal antaranggota keluarga Abu Seneima. Pernyataan itu juga membantah kabar ia dibunuh oleh Hamas, yang sebelumnya menuduh Abu Shabab bekerja sama dengan Israel.

Kematian Abu Shabab memicu pernyataan berbeda dari suku Bedouin Tarabin, asalnya, yang menyebut ia tewas di tangan perlawanan dan menuduhnya mengkhianati rakyat Palestina. Sumber lainnya menyebut kematiannya dipicu oleh perebutan pengaruh internal di antara kelompok milisi yang muncul setelah gencatan senjata Israel–Hamas beberapa minggu terakhir.

1. Pernyataan berbeda soal kematian Abu Shabab

Popular Forces menegaskan, Abu Shabab ditembak ketika berupaya meredakan konflik internal keluarga Abu Seneima. Mereka menyebut informasi yang menghubungkan Hamas dengan kematiannya sebagai menyesatkan.

Namun, pernyataan awal suku Tarabin justru mengatakan Abu Shabab dibunuh di tangan perlawanan. Suku tersebut juga menuduhnya telah mengkhianati rakyat Palestina, tanpa memberikan rincian tambahan.

Hamas kemudian merilis pernyataan yang tidak mengakui keterlibatan, tetapi menyatakan bahwa nasib yang menimpa Abu Shabab adalah akhir yang tak terhindarkan bagi siapa pun yang mengkhianati rakyat dan tanah airnya dan menjadi alat pendudukan.

Dilansir dari BBC, Jumat (5/12/2025), perbedaan narasi dari berbagai pihak memperkuat dugaan jika kematiannya terjadi di tengah ketegangan internal kelompok bersenjata di Gaza.

2. Israel sebut Abu Shabab sempat dievakuasi

Radio Militer Israel mengutip seorang sumber keamanan yang mengklaim Abu Shabab sempat dievakuasi ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba dan meninggal karena luka yang dideritanya. Namun, pihak rumah sakit membantah laporan tersebut dan menegaskan Abu Shabab tidak meninggal di fasilitas mereka.

Popular Forces dalam pernyataannya menyebut akan melanjutkan perjuangan Abu Shabab.

“Kami akan meneruskan jalur perjuangan hingga teroris terakhir disingkirkan dari tanah Gaza dan masa depan yang aman bagi rakyat yang percaya pada perdamaian dapat dibangun,” kata kelompok itu.

Kelompok tersebut dikenal beroperasi di wilayah yang dikuasai Israel dan memiliki puluhan anggota yang berpatroli di area perbatasan selatan Gaza.

3. Peran milisi anti-Hamas di tengah rencana fase kedua kesepakatan Gaza

Pada Juni lalu, PM Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi Israel memasok senjata kepada kelompok-kelompok klan Palestina yang menentang Hamas, termasuk laporan tentang Popular Forces. Namun, milisi tersebut membantah menerima persenjataan dari Israel.

Kelompok itu juga dituduh menjarah truk bantuan kemanusiaan selama perang, tuduhan yang dibantah oleh Popular Forces. Media Israel bahkan melaporkan dua anggotanya memiliki riwayat keterlibatan dengan kelompok ISIS.

Sejak gencatan senjata dimulai hampir delapan minggu lalu, Abu Shabab disebut sebagai salah satu dari sejumlah pemimpin milisi anti-Hamas yang bersaing memperebutkan posisi dalam fase kedua rencana perdamaian Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump.

Fase kedua tersebut mencakup pembentukan pemerintahan interim, penarikan bertahap pasukan Israel, penempatan pasukan stabilisasi internasional, serta perlucutan senjata Hamas.

Editorial Team