Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi utama Korea Selatan Lee Jae-myung meninggalkan rumah sakit pada Rabu (10/1/2023), delapan hari setelah insiden penikaman terhadap dirinya. Ia pun berharap serangan tersebut bisa menjadi tonggak untuk berakhirnya politik kebencian.
“Saya benar-benar berharap bahwa kejadian ini, yang mengejutkan kita semua, akan menjadi tonggak dalam mengakhiri politik kebencian dan konfrontasi serta memulihkan politik yang layak di mana kita menghormati satu sama lain dan hidup berdampingan,” kata Lee, ketua oposisi utama Partai Demokrat saat meninggalkan Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, dikutip Yonhap.
“Kita harus mengakhiri politik yang suka berperang di mana kita harus membunuh dan melenyapkan lawan,” katanya.