Jakarta, IDN Times – Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Institute of Science and International Security (ISIS) mengungkap bahwa pengembangan nuklir Iran kian mencapai fase puncak. Tingkat ancaman disebut mencapai bahaya ekstrem dan jadi yang paling tertinggi sejak tahun 1990-an.
”Sejak tahun 2022, waktu 'breakout' Iran adalah nol. Artinya, Iran memiliki lebih dari cuku uranium yang diperkaya tinggi (HEU) untuk langsung membuat bahan peledak nuklir,” ungkap laporan ISIS tersebut, dilansir Jerussalem Post, Selasa (6/2/2024).
Uranium sendiri bukan satu-satunya komponen yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir. Namun sejauh ini, komponen tersebut merupakan yang paling sulit didapat.
“Jika Iran ingin lebih memperkaya 60 persen uraniumnya yang telah diperkaya hingga 90 persen uranium tingkat senjata (WGU). Iran bisa melakukannya dengan cepat,” kata laporan itu.