CIA Tuduh Iran Jadi Dalang di Balik Kekacauan Timur Tengah

Jakarta, IDN Times – Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), William Burns, menuduh Iran menjadi dalang di balik kekacauan Timur Tengah. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah tulisan di Foreign Affairs akhir Januari lalu.
“Kunci keamanan Israel dan kawasan ini adalah hubungan dengan Iran. Rezim Iran semakin berani menghadapi krisis ini dan tampaknya siap untuk berjuang sampai proksi regionalnya yang terakhir,” ungkap Burns.
Ia juga menuding Iran sedang berupaya untuk terus mengembangkan program nuklirnya, serta mendukung agresi Rusia terhadap Ukraina.
1. Perlu keterlibatan AS

Burns melanjutkan, apa yang terjadi di Timur Tengah belakangan ini setelah Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, juga tidak lepas dari keterlibatan Iran dan proksinya.
“Beberapa bulan setelah tanggal 7 Oktober, Houthi yang bersekutu dengan Iran, mulai menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah, dan risiko eskalasi di bidang lain masih tetap ada,” tambahnya.
Ia kemudian menegaskan klaim bahwa AS tidak punya tanggung jawab untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Akan tetapi, keterlibatan AS amat diperlukan.
“Tidak satupun dari masalah tersebut bisa diselesaikan tanpa kepemimpinan aktif dari AS,” katanya.
2. Iran juga terlibat di konflik lainnya

Tidak hanya di Timur Tengah, keterlibatan Iran juga disaksikan dalam konflik Rusia dan Ukraina. Teheran dituduh memberikan dukungan senjata terhadap Rusia dalam melancarkan agresi ke Ukraina.
“Tahun ini kemungkinan akan menjadi tahun yang sulit di medan perang Ukraina, sebuah ujian untuk mempertahankan kekuasaan yang konsekuensinya akan melampaui perjuangan heroik negara tersebut untuk mempertahankan kebebasan dan kemerdekaannya,” kata Burns.
Iran memasok drone terhadap Rusia. Selain dari negara tersebut, Moskow juga menggalang dukungan dari China dan Korea Utara.
3. Bantahan Iran

Sementara itu, Iran berulang kali membantah tuduhan keterlibatannya dalam berbagai konflik. Dilansir Al Jazeera, Iran secara politik memang mendukung kelompok di Timur Tengah seperti Houthi. Namun, Teheran membantah memasok senjata dan intelijen taktis terhadap kelompok Houthi Yaman dalam aksinya di Laut Merah.
Hal yang sama juga berlaku pada perang Rusia dan Ukraina. Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menolak tuduhan bahwa negaranya memberi dukungan senjata kepada Moskow.
Raisi mengakui Iran dan Rusia telah lama memiliki hubungan yang kuat, termasuk kerja sama pertahanan. Namun dia membantah mengirimkan senjata ke Moskow sejak perang dimulai.
“Jika mereka memiliki bukti dokumen bahwa Iran memberikan senjata atau drone kepada Rusia setelah perang, maka mereka harus menunjukkannya,” katanya, dilansir AP.