Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau yang kerap disebut Pentagon tengah bersiap menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Ia dijadwalkan akan berkunjung ke Pentagon pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Kantor berita Reuters, Kamis (15/10/2020) melaporkan ini merupakan kali pertama Prabowo berkunjung ke Negeri Paman Sam setelah dicekal selama 20 tahun terakhir karena tuduhan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Prabowo tiba di Negeri Paman Sam atas undangan dari Menteri Pertahanan AS, Mark Esper.
Namun, kunjungan dinas perdana Prabowo itu menuai kritik dari banyak organisasi pembela HAM, seperti Amnesty International. Organisasi itu bahkan sempat mengirimkan surat terbuka yang ditujukan ke Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan meminta agar visa kunjungan dinas Prabowo dibatalkan. Surat terbuka itu rupanya tidak didengar.
Menurut seorang pejabat tinggi di AS, Menhan Esper bersikeras keputusannya mengundang Prabowo sudah tepat.
"Menteri Prabowo merupakan menteri pertahanan yang ditunjuk oleh Presiden Indonesia yang sudah dua kali terpilih, di mana Indonesia merupakan negara dengan sistem demokrasi terbesar ketiga di dunia," kata pejabat yang tidak mau mengungkap identitasnya itu.
"Ia adalah kolega kami dan memiliki kemitraan yang sangat penting. Sehingga, penting bagi kami untuk berkomunikasi dengan dia dan memperlakukannya sebagai mitra," ujarnya lagi.
Lalu, apa tanggapan Prabowo mengenai surat terbuka yang dilayangkan oleh organisasi Amnesty International?