Sebagai salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia, rute untuk mencapai Kepulauan Canary adalah rute yang menyisakan kisah-kisah tragis. Dalam laporan Info Migrants, perahu-perahu yang berusaha mencapai Kepulauan Canary sering tidak layak dan kelebihan muatan.
Selain itu, perahu-perahu yang kemudian gagal mencapai tujuan, seringkali menjadi bangkai di Samudra Atlantik yang sangat sulit untuk diverifikasi. Beberapa pekan terakhir perahu migran berangkat dari pantai barat Afrika, antara Tarfaya di Maroko atau El Aaiun di Sahara Barat. Tapi perahu-perahu itu hilang tanpa jejak.
Dalam dokumen yang diterbitkan badan migrasi PBB IOM, ada peningkatan signifikan arus migrasi ke Kepulauan Canary. Pada tahun 2019, ada 2.609 migran yang mencapai kepulauan tersebut dan naik secara signifikan pada tahun 2020 menjadi 17.377 orang.
Namun jumlah perahu yang hilang juga meningkat. Pada tahun 2019, ada 10 perahu pembawa migran yang hilang yang dilaporkan dan pada tahun 2020 ada 40 perahu yang karam. Dalam perkiraan badan migrasi IOM, angka tersebut kemungkinan lebih besar lagi karena masih banyak yang tidak dilaporkan, atau tidak dihitung karena lenyap tanpa jejak.
Enam bulan pertama tahun 2021 ini, 250 migran dilaporkan tewas ketika berusaha menyeberang ke Kepulauan Canary, dua kali lipat lebih banyak dari jumlah yang tercatat sebelumnya. Sedangkan menurut LSM Caminando Fronteras, sebanyak 2.000 orang kehilangan nyawa ketika mencoba menyeberang pada paruh pertama tahun 2021 ini.