Jakarta, IDN Times - Taiwan memiliki kemampuan penegakan hukum yang kuat dan bekerja sama dengan sahabat mitra dalam penyelidikan kriminal. Kemampuan untuk bertukar informasi secara langsung dianggap penting, untuk memerangi kejahatan transnasional.
Namun, karena pengecualiannya dari Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol), Taiwan hanya dapat mengakses informasi intelijen penting secara tidak langsung. Pada saat diterima, informasi tersebut sering kali sudah kedaluwarsa, membuat situasi yang sulit, yang memungkinkan kejahatan transnasional berkembang dan memperburuk kerusakan yang ditimbulkan.
Menurut Pasal 2 Konstitusi Interpol, salah satu tujuan organisasi ini adalah untuk memastikan dan mempromosikan bantuan timbal balik seluas-luasnya, di antara sesama otoritas kepolisian kriminal.
Dalam beberapa tahun terakhir, kejahatan transnasional telah berkembang, dan semakin diperburuk oleh kemajuan pesat teknologi informasi dan komunikasi.
Kegiatan kriminal semakin bersifat lintas batas, terorganisasi, dan anonim, dengan transaksi keuangan yang dilakukan secara daring. Hal ini membahayakan semua negara dan masyarakat. Untuk memerangi kejahatan transnasional, negara-negara harus bekerja sama, terlibat dalam bantuan timbal balik, dan berbagi informasi—gagasan yang sepenuhnya sesuai dengan Konstitusi Interpol.
"Memperkuat kerja sama lintas batas, meningkatkan kemampuan penegakan hukum, dan membangun kapasitas untuk menegakkan keadilan telah menjadi tujuan utama masyarakat internasional," kata Komisaris Biro Investigasi Kriminal Taiwan, Chou Yew-woei dalam keterangannya.
Terlebih dalam menangani jenis-jenis kejahatan transnasional baru, Presiden Interpol Ahmed Naser Al-Raisi sempat menyatakan “dengan berbagi intelijen, strategi, dan sumber daya secara terbuka, kita lebih siap menghadapi ancaman global seperti kejahatan transnasional, perdagangan manusia, dan terorisme.”
Meskipun kasus kriminal tertentu mungkin tidak berdampak pada seluruh dunia, analisis tren kejahatan dapat membantu mengidentifikasi peluang investigasi. Negara-negara harus belajar dari satu sama lain, bekerja sama, berbagi informasi intelijen, serta bahu membahu untuk menemukan solusi.