Indonesia Harus Belajar Banyak dari Taiwan

- Indonesia dapat belajar dari Taiwan dalam membangun ekonomi kuat, sistem kesehatan yang canggih, dan transportasi publik terintegrasi.
- KDEI Taipei fokus pada peningkatan kerja sama ekonomi, perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI), dan hubungan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Taiwan.
- Neraca perdagangan Indonesia-Taiwan mengalami surplus, investasi Taiwan di Indonesia meningkat, dan kunjungan wisman Taiwan ke Indonesia naik 26,1 persen dari tahun sebelumnya.
Taipei, IDN Times – Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Arif Sulistiyo, mengatakan bahwa Indonesia harus belajar banyak dari Taiwan sebagai salah satu negara maju di Asia. Kesempatan untuk mengadopsi praktik baik bahkan lebih besar karena ada ratusan ribu warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di Taiwan.
Di antara hal-hal positif yang patut ditiru adalah bagaimana Taiwan mampu membangun ekonomi yang kuat, memiliki sistem kesahatan yang canggih dan merata, serta transportasi publik yang terintegrasi antara MRT, bus, dan sepeda.
“Taiwan juga punya kualitas hidup yang tinggi, termasuk banyak fasilitas rekreasi, taman, dan lingkungan yang sehat. Gaya hidup masyarakatnya juga disipilin,” kata Arif kepada IDN Times di Kantor KDEI Taipei, Minggu (3/11/2024).
Arif baru dilantik sebagai Kepala KDEI Taipei pada 19 September 2024, menggantikan Iqbal Shoffan Shofwan yang diangkat sebagai Staf Ahli Menteri Perdagangan. Arif mulai bertugas di Taipei sejak 24 Oktober 2024.
Taiwan bukan negara yang asing bagi pria kelahiran Sragen 28 Februari 1982 ini. Sebab, dia pernah bertugas di KDEI Taipei sebagai Kepala Bidang Perdagangan.
Arif pun membagikan ceritanya tentang tugas khusus yang dia emban di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dia juga menjelaskan bagaimana hubungan baik Indonesia-Taiwan bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Yuk, simak selengkapnya wawancara khusus IDN Times dengan Arif Sulistiyo.
Bagaimana Anda menggambarkan hubungan Indonesia-Taiwan saat ini?
Taiwan merupakan salah satu mitra strategis Indonesia karena banyaknya WNI kita di Taiwan. Menurut data yang kita kompilasi dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan Taiwan serta KDEI Taipei, jumlah WNI di Taiwan sekitar 388.859 dan setiap tahun terus meningkat.
Kemitraan antara Taiwan dan Indonesia bersifat strategis, saling menguntungkan dan saling melengkapi untuk pengembangan ekonomi kedua belah pihak. Taiwan merupakan rumah bagi industri manufaktur dan teknologi tinggi, sementara Indonesia tidak hanya memiliki potensi pasar dan sumber daya alam atau komoditas, tetapi juga memiliki pasokan sumber daya manusia berbakat yang sangat besar.
Tentu saya berharap kerja sama Indonesia dan Taiwan dari sisi perdagangan, investasi, industri, pariwisata, tenega kerja, pertanian dan sektor lainnya terus meningkat.
Anda bertugas di Taipei bersamaan dengan masa bakti Prabowo sebagai presiden. Adakah tugas khusus dari presiden?

Presiden Prabowo telah mencanangkan delapan misi yang disebut astacita. Sesuai dengan namanya, astacita terdiri atas delapan pokok haluan yang akan dijalankan.
Dari situ, KDEI Taipei akan fokus pada, pertama, meningkatkan kerja sama ekonomi terutama peningkatan ekspor produk Indonesia ke Taiwan. Kemudian, kami juga akan meningkatkan investasi Taiwan di Indonesia, wisatawan mancanegara (wisman) Taiwan ke Indonesia, kerja sama pengembangan industri dan ketenagakerjaan.
Kedua, KDEI juga akan fokus untuk melakukan perlindungan dan pembinaan pekerja migran Indonesia (PMI) melalui program pemberdayaan PMI exit program. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan PMI selama di Taiwan. Sehingga harapan ke depan, ketika PMI kembali ke Indonesia, mereka bisa membuka usaha sendiri supaya tidak ingin kembali bekerja di luar negeri.
Saat ini ada lembaga baru yaitu Kementerian Perlindungan PMI. Apakah kehadirannya akan membantu tugas KDEI?
Itu memang jadi salah satu kementerian baru yang bersinggungan langsung dengan KDEI Taipei. Nantinya, seluruh urusan PMI di luar negeri, termasuk tujuan penempatan, akan ditangani oleh kementerian ini.
Saat ini masih dalam proses transisi penyusunan SOTK (struktur, organisasi, dan tata kerja). Kami lihat di media sosial sedang proses pembahasan internal, maupun pembahasan dengan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kemenpan-RB.
Tentunya ini semakin membantu tugas KDEI Taipei dalam meningkatkan hubungan kerja sama dengan Taiwan dalam penempatan dan pelindungan PMI di Taiwan. Kebetulan kementerian ini juga sudah menempatkan staf pada KDEI Taipei sejak 2013 lalu sampai sekarang.
Dengan adanya perubahan kelembagaan ini, diharapkan semakin mempercepat dan memotong rantai birokrasi dalam urusan PMI mulai dari urusan kebijakan maupun implementasi urusan teknisnya.
Apakah Anda yakin kolaborasi kementerian baru ini dengan KDEI dapat mengatasi berbagai keluhan PMI di Taiwan?
Salah satu tugas KDEI Taipei adalah meningkatkan hubungan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Taiwan. Terkait PMI sektor formal, pada dasarnya hak-hak mereka sudah diatur dalam Peraturan Ketenagakerjaan di Taiwan serta dipertegas lagi dalam perjanjian kerja. Untuk aduan juga sudah diatur, besaran gaji, waktu kerja, lembur, asuransi, dan lain-lain.
Perlu diakui memang yang masih lemah adalah terkait sektor informal atau domestik yang belum sepenuhnya mengadopsi ketentuan di Peraturan Ketenagakerjaan, namun hanya mengacu pada perjanjian kerja atau negosiasi antara PMI dan pemberi kerja. Dampaknya adalah untuk domestik tidak bisa merasakan kenaikan gaji secara berkala yang diumumkan di Taiwan, serta ketentuan jam kerja dan deskripsi kerjanya banyak yang tidak jelas.
Semoga ke depan untuk pekerja domestik, sebagai kelompok pekerja rentan, juga dapat dimasukkan dalam sektor formal, sehingga nanti akan mendapatkan perlakuan hak yang sama.
Terkait hak-hak yang tidak terpenuhi, PMI silakan konsultasi ke 1955 atau melalui KDEI Taipei yang telah disiapkan juga hotline bidang tenaga kerja. Selain konsultasi, bisa juga memfasilitasi mediasi dengan agensi atau pemberi kerja, serta mengkoordinasikannya dengan otoritas terkait di Taiwan.
KDEI Taipei juga akan memberikan sanksi terhadap agensi yang tidak kooperatif dalam penyelesaian permasalahan PMI, di antaranya menunda layanan penempatan maupun pencabutan hak akses ke dalam sistem informasi penempatan.
Terkait dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang menempatkan PMI yang mempunyai skill tentunya ini tidak dibenarkan. Hal ini umumnya berdampak pada pemecatan oleh pemberi kerja serta menimbulkan masalah baru di Taiwan.
Anda sebelumnya pernah bertugas di KDEI Taipei. Adakah program yang ingin Anda lanjutkan kembali?

Pada 2020, saat itu saya punya beberapa program kerja yang mungkin nanti bisa kita hidupkan lagi. Misalnya, memberikan edukasi kepada PMI untuk menjadi eksportir produk Indonesia ke pasar taiwan. Alhamdulillah, dulu ada 2 orang yang berhasil. Jadi ketika di Taiwan, diharapkan para PMI bisa belajar dan membaca peluang kebutuhan barang yang bisa kita penuhi dari Indonesia.
Ini peluang yang harus dioptimalkan karena selama di Taiwan, PMI setiap hari berinteraksi dengan para majikan dan pelaku usaha. Sehingga kami berharap mereka bisa menawarkan beberapa komoditas dari Indonesia. Contoh lainnya, dulu ada PMI dari Jawa Timur dia mensuplai bubuk kayu dari Indonesia ke Taiwan. Kemudian ada lagi eksportir sayur, kebutuhan sayur kubis bisa dipenuhi dari Malang.
Program kedua adalah business matching antara diaspora kita dengan pelaku usaha di Indonesia dan para agregator ekspor kita ke Taiwan. Para diaspora kita kebanyakan memiliki usaha toko Indonesia di Taiwan. Dengan kita kenalkan ke para agregator ini, maka produk Indonesia akan semakin banyak masuk ke pasar Taiwan.
Yang terakhir juga berencana mendatangkan pelaku usaha waralaba Indonesia yang harganya terjangkau. Sebagai contoh, dulu tahun 2020 kami mendatangkan pemilik franchise makanan dan minuman. Sehingga harapannya, para PMI selama di Taiwan ini bisa menabung dan ketika pulang ke Indonesia bisa memiliki modal untuk membuka usaha.
Bagaimana posisi perdagangan dan investasi kedua negara?
Untuk periode Januari sampai Agustus 2024, neraca perdagangan Indonesia–Taiwan mengalami surplus sebesar 1,80 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor sebesar 4,45 miliar dolar AS dan impor 2,65 miliar dolar AS. Selama 5 tahun terakhir, kinerja neraca perdagangan selalu mengalami surplus untuk Indonesia, dengan nilai surplus terbesar pada tahun 2022 yaitu sebesar 4,23 miliar dolar AS.
Untuk investasi, sepanjang Januari-September 2024, Taiwan ini menduduki peringkat ke-17 sebagai negara dengan foreign direct investment (FDI) terbesar di Indonesia, dengan realisasi investasi sebesar 243,74 dolar AS dari 866 proyek. Nilai ini jauh lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yang hanya 190,1 juta dolar AS. Nah, kalau didetailkan lagi, pada periode Juli-September 2024, realisasi investasi Taiwan ke Indonesia sebesar 145,9 Juta dolar AS dari 707 proyek dan menduduki peringkat ke-13,
Kalau kita tarik beberapa terakhir, sejak 2019-2023, total nilai investasi Taiwan di Indonesia mencapai 1,38 miliar dolar AS, dari 1.307 Perusahaan dan 4.512 proyek, dengan total penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 60.965 orang.
Kami optimis nilai ini akan terus meningkat di masa mendatang karena kami melihat besarnya potensi investasi dari Taiwan.
Apakah wisatawan Taiwan melihat Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata favorit?
Taiwan merupakan pasar wisatawan yang sangat potensial, di mana setiap tahunnya 1 di antara 2 orang Taiwan berpergian ke luar negeri. Kunjungan wisman Taiwan ke Indonesia saat ini menduduki peringkat 15 dan merupakan salah satu subjek Visa on Arrival Indonesia.
Tren 5 tahun terakhir pada puncaknya mencapai 260 ribu kunjungan di tahun 2017, meskipun pasca-COVID belum kembali ke jumlah normal, namun sudah menunjukan tren pemulihan yang signifikan. Misalnya, kunjungan periode Januari-Agustus 2024 tercatat telah mencapai 127.610 kunjungan, atau naik 26,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kalau untuk target wisman tahun 2024 adalah 184.215 pengunjung. Dan sebagai perbandingan, pada tahun 2023 itu realisasi wisman sebesar 155.150 pengunjung.
Yang perlu diperhatikan memang kuantitas penerbangan. Sebelum pandemik maskapai yang beroperasi dari Taiwan ke Indonesia termasuk Garuda Indonesia, Batik Air, China Airlines dan EVA Air. Sekarang tiga maskapai telah beroperasi kembali, ada China Airlines, EVA Air dan Starlux. Awal tahun depan Air Asia Indonesia berencana akan membuka rute Jakarta–Taipei untuk memulai operasinya hingga total 4 maskapai.
Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Filipina dengan 7 maskapai, Malaysia 8 maskapai, Thailand 8 maskapai. Indonesia masih tertinggal jauh untuk dapat meraih kunjungan lebih banyak lagi dari Taiwan. Terlebih, Taiwan juga merupakan hub penting bagi beberapa maskapai besar yang melayani rute long haul Amerika Utara dan Eropa, seperti China Airlines, EVA, Delta, Virgin, KLM dan lainnya.
Apakah Indonesia sebagai negara kepulauan jadi peluang untuk mendatangkan wisatawan Taiwan?
Saat ini, tren berpergian turis Taiwan adalah grup kecil 4-6 orang atau kunjungan MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions) 200-500 orang. Ada beberapa peluang baru bagi kunjungan wisatawan Taiwan selain Bali (untuk leisure) dan Bintan (golf sports), yaitu Labuan Bajo, Borobudur dan Bromo, Ijen.
Hal itu karena Taiwan dikenal sebagai negara dengan pengambil sertifikat diving dan free diving terbanyak, selain sebagai negara produsen peralatan diving terbesar atau sekitar 80 persen dari suplai pasar dunia berasal dari Taiwan.
Indonesia, sebagai mecca diving, bagi turis Taiwan dengan minat khusus dan banyak instruktur diving Indonesia menilai Bajo sebagai destinasi dengan tingkat kesulitan diving yang lengkap.
Ada juga minat wisatawan untuk tujuan Borobudur untuk wisata reliji, dengan sekitar 8 juta penganu Buddha. Lainnya ada juga Bromo serta Ijen sebagai wisata tematik gunung yang sangat dikenal.
Taiwan menjadi salah satu negara dengan pelajar Indonesia terbanyak. Kenapa demikian?

Taiwan sangat modern, maju, teknologinya tinggi dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Taiwan telah menjadi salah satu destinasi bagi pelajar yang mencari pendidikan berkualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau. Dengan universitas-universitas yang diakui secara global, Taiwan menawarkan berbagai program studi. Salah satu daya tarik utama adalah beragamnya pilihan beasiswa yang tersedia baik dari pemerintah Taiwan maupun dari universitas-universitas terkemuka.
Taiwan termasuk salah satu wilayah yang memiliki kualitas hidup terbaik. Kota-kotanya aman, bersih, dan memiliki fasilitas kesehatan serta transportasi yang baik dan terintegrasi, menjadikannya tempat yang ideal untuk belajar.
Taiwan dikenal sebagai wilayah yang aman dan ramah bagi mahasiswa internasional. Tingkat kejahatan yang rendah dan sistem hukum yang kuat membuat kita merasa aman dan nyaman selama tinggal di Taiwan. Masyarakat Taiwan juga sangat ramah dan terbuka terhadap mahasiswa internasional.
Makanya, pesan saya kepada pelajar dan mahasiswa adalah jaga semangat belajar dan etos intelektual selama tinggal di Taiwan. Ambil semua ilmu selama belajar di Taiwan ini, jangan disisakan, dan bawa pulang untuk kemajuan Indonesia, supaya negara kita menjadi negara maju dan mampu bersaing di kancah global. Kalau sudah sukses dan menguasai ilmunya, saya pesan jangan lupa balik ke Tanah Air.
Terakhir, apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada para WNI di awal masa jabatan Anda?
Saya mengajak seluruh WNI di Taiwan untuk menjaga keluhuran budaya kita, menunjukkan keramahan dan kesopanan khas Indonesia, terus menaati aturan-aturan yang ada di Taiwan. Saya juga mengimbau seluruh WNI untuk mengikuti dan memantau perkembangan informasi terbaru dari otoritas Taiwan dan KDEI Taipei.
Untuk teman-teman PMI, saya mangimbau agar bekerja dengan baik, disiplin sesuai dengan tugas yang ada dalam kontrak kerjanya dan bekerja sesuai jangka waktu kontrak yang telah disepakati dan ditandatangani. Penting juga untuk menjaga silaturahmi dan kerukunan sesama PMI dan dengan pekerja dari negara lain, karena Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan sopan.
Apabila menemui permasalahan atau hal-hal lain yang dinilai dapat membahayakan atau dirasa tidak sesuai, maka segera sampaikanlah dengan baik ke majikan atau agensi. Kalau masih belum selesai, silakan sampaikan ke KDEI melalui hotline untuk dibantu penyelesaiannya.
Ini penting ya, jangan kabur. Kabur bukanlah solusi, karena kabur adalah awal mula dari permasalahan dan akan timbul permasalahan lainnya.
Kemudian, jangan boros. Ayo kita coba untuk berhemat, memperketat pengeluaran dan menabung selama di Taiwan, sehingga ketika pulang ke Indonesia kita bisa memiliki modal untuk membuka usaha.
Laporan koresponden IDN Times di Taiwan: Vanny El Rahman