Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Israel menutup satu-satunya akses penyeberangan dari Jalur Gaza pada Rabu (20/9/2023), sehingga lebih dari 18 ribu warga Palestina tidak dapat menyeberang ke Israel dan Tepi Barat untuk bekerja. Langkah itu dilakukan Tel Aviv menyusul demonstrasi baru-baru ini di perbatasan.

Dilansir Reuters, seorang ekonom lokal mengatakan blokade tersebut telah menyebabkan perekonomian di wilayah itu kehilangan sekitar dua juta dolar AS (sekitar Rp30 miliar) per hari.

Dalam beberapa hari terakhir, warga Palestina telah melancarkan protes atas perlakuan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel dan penggerebekan di Masjid Al-Aqsa. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan seorang pria Palestina tewas ditembak oleh pasukan Israel, sementara 11 lainnya terluka pada Selasa (19/9/2023).

Sementara itu, tentara Israel mengatakan ratusan perusuh melemparkan alat peledak ke pagar perbatasan di sepanjang Jalur Gaza.

1. Warga Gaza khawatir mereka akan kembali terpuruk dalam kemiskinan

Juru bicara Cogat, lembaga Kementerian Pertahanan Israel yang berkoordinasi dengan Palestina, mengatakan bahwa penyeberangan Erez ke Gaza akan dibuka kembali sesuai dengan perkembangan situasi.

“Kami terlalu takut penyeberangan tidak akan dibuka dalam waktu dekat dan saya kembali hidup dalam kemiskinan dan kebutuhan,” kata seorang ayah lima anak di Gaza. Ia mengaku telah tidur di penyeberangan Erez di sisi Palestina sejak Minggu malam (17/9/2023).

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, pendapatan per kapita di jalur Gaza hanya mencapai seperempat dari pendapatan per kapita di Tepi Barat, dengan tingkat pengangguran hampir 50 persen.

2. 8 ribu pekerja Palestina terdampar di wilayah tersebut

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di