Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Australia (unsplash.com/Amber Weir)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 12 perempuan dan 21 anak-anak asal Australia telah ditahan secara paksa dan tidak sah selama empat tahun di sebuah kamp penahanan Suriah. Hal itu disampaikan Save the Children, lembaga yang mewakili perempuan dan anak-anak itu, dilaporkan The Guardian Senin (25/9/2023).

Warga Australia tersebut adalah istri, janda dan anak-anak dari para pejuang ISIS yang terbunuh atau dipenjara. Sebagian besar dari mereka telah ditahan di kamp penahanan Roj yang jorok di timur laut Suriah selama empat tahun.

Dalam pengajuan ke pengadilan federal, Save the Children Australia berpendapat bahwa pemerintah memiliki kekuatan dan kewajiban untuk memindahkan dan memulangkan mereka ke Australia.

1.Australia menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kendali pada perempuan dan anak-anak yang ditahan

Melansir Arab News, pemerintah Australia berargumen dalam pengajuannya ke pengadilan, mereka tidak memiliki kendali atas perempuan dan anak-anak Australia yang berada di Suriah dan tidak dapat dipaksa untuk memulangkan mereka.

Pemerintah Australia mengatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas warga Australia yang pergi ke Suriah atau ditahan. Penahanan perempuan dan anak-anak ini berada di bawah kebijaksanaan mutlak dari Pemerintah Otonomi Suriah Utara dan Timur (AANES), di mana pemerintah Australia tidak memiliki wewenang apa pun.

Bahkan apabila repatriasi disetujui oleh pasukan Suriah, maka kedua negara perlu mengatur pemulangan mereka secara aman dengan memperhatikan situasi keamanan dan geopolitik yang ada pada saat ini.

2.Ahli hukum di pengadilan menilai Australia punya wewenang untuk akhiri penahanan

Editorial Team

Tonton lebih seru di