Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi racun sianida (pexels.com/Davide Baraldi)

Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan Thailand disebut sebagai pembunuh berantai terparah di negara itu. Sararat Rangsiwuthaporn membunuh sedikitnya 14 orang dengan racun sianida sejak delapan tahun yang lalu.

Pada Jumat (30/6/2023), polisi Thailand mengatakan mereka telah menyelesaikan penyelidikan terhadap Rangsiwuthaporn yang mantan istri seorang pejabat polisi senior di Thailand. Dia ditangkap pada April, setelah banyak keluarga korban mengajukan laporan.

Rangsiwuthaporn diyakini telah mencuri atau meminjam uang dari hampir semua korbannya, sebelum kemudian mencampurkan sianida ke dalam makanan mereka sepanjang 2015 hingga 2023. Salah satu korbannya selamat. 

Polisi mengatakan, Sararat membantah membunuh para korban tetapi mengaku menggunakan sianida. Sianida merupakan bahan kimia mematikan yang dapat membuat sel-sel tubuh kekurangan oksigen, yang kemudian menyebabkan serangan jantung. Gejala awal keracunan termasuk pusing, sesak napas, dan muntah.

1. Kasus pembunuhan bersejarah

Mengutip Reuters, wakil kepala polisi Surachate Hakparn menyebut kasus itu bersejarah dan mengatakan akan diteruskan ke kejaksaan pada Jumat malam.

"Thailand pernah memiliki pembunuh berantai sebelumnya, tetapi jumlah kematiannya tidak setinggi ini," katanya dalam konferensi pers.

"Bahkan Jack the Ripper dari Inggris tidak membunuh sebanyak ini," tambahnya, mengacu pada seorang pembunuh berantai yang diyakini telah membunuh setidaknya lima wanita di East End London pada akhir abad ke-19.

Surachate mengungkapkan bahwa wanita berusia 36 tahun itu menghadapi 80 dakwaan termasuk peracunan sianida, pemalsuan, pencurian, dan pembunuhan berencana, yang dapat membuatnya terancam hukuman mati.

2. Motif kejahatan adalah uang

Editorial Team

Tonton lebih seru di