Ilustrasi kebakaran hutan. (Unsplash.com/Matt Palmer)
Perubahan iklim itu nyata dan dampaknya sudah dirasakan oleh banyak negara di berbagai belahan dunia.
Misalnya, dari tahun 2020 sampai tahun 2021, berbagai bencana besar telah terjadi di berbagai negara. Jerman, China, Turki, dan India mengalami banjir bandang yang secara total telah menewaskan ratusan orang dan menimbulkan kerugian jutaan dolar.
Lalu, di Madagaskar, masyarakat di bagian selatan pulau tersebut mengalami bencana kelaparan karena kekeringan yang ditimbulkan atas perubahan iklim. Lahan pertanian menjadi ladang pasir dan orang-orang makan akar pohon atau rayap untuk bertahan hidup.
Di pesisir Mediterania, dari mulai Turki bagian selatan, Yunani, Siprus, Prancis, Aljazair dan Spanyol, hutan mereka mengalami kebakaran hebat karena cuaca panas ekstrem yang ditimbulkan akibat perubahan iklim. Ratusan ribu hektar vegetasi musnah jadi abu.
Kemudian hutan di Rusia juga terbakar hebat, dan bahkan itu kebakaran hutan terbesar dalam sejarah negara tersebut. Dari pantauan satelit, 18,16 juta hektar hutan diperkirakan hancur karena kebakaran itu.
Di Kanada dan AS, ada juga kebakaran hutan serta gelombang panas (heat dome) yang telah membunuh sekitar seribu orang.
Semua bencana tersebut adalah karena perubahan iklim. Bencana itu akan semakin parah jika tidak ada tindakan yang tegas dari para pemimpin dunia untuk menghentikan laju pemanasan global.
Maka, COP26 yang akan berlangsung di Glasgow sampai tanggal 12 November, keputusan para pemimpin dunia sangat penting bagi kita, apakah mereka memiliki tekad dan ambisi yang serius untuk melawan perubahan iklim yang mengkhawatirkan.