Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Paus Sebut COP26 sebagai Cara Untuk Melindungi Generasi Mendatang

Ilustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/Osservatore Romano/Handout via REUTERS)
Ilustrasi Paus Fransiskus (ANTARA FOTO/Osservatore Romano/Handout via REUTERS)

Jakarta, IDN Times – Menjelang Konferensi Iklim PBB atau COP26, Paus Fransiskus berharap para pemimpin dunia bisa memberikan langkah konkret untuk mengatasi krisis lingkungan. Melalui pernyataan yang dirilis Jumat (29/10/2021), Paus mengharapkan langkah radikal akan dihasilkan dalam pertemuan tersebut.

KTT COP26 PBB berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November di Glasgow. Paus berharap konferensi itu bisa menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama demi dunia yang lebih baik.

"Sangat penting supaya kita masing-masing berkomitmen pada perubahan yang mendesak. Para pengambil keputusan politik yang akan bertemu di COP26 (diharapkan) segera memberikan tanggapan yang efektif terhadap krisis ekologi saat ini,” ujar Paus, dikutip dari BBC.

1. Paus sadar COP26 tidak akan berlangsung mudah

(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va
(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va

Menurut Paus, COP26 merupakan salah satu perhelatan untuk menumbuhkan harapan bagi generasi mendatang. Paus sadar bila COP26 tidak akan berjalan dengan mudah. Kendati begitu, acara tersebut merupakan salah satu peluang untuk memperbaiki lingkungan.

"Krisis ini memberi kita kebutuhan untuk mengambil keputusan, keputusan radikal yang tidak selalu mudah. Pada saat yang sama, momen sulit seperti ini juga menghadirkan peluang, peluang yang tidak boleh kita sia-siakan,” kata lelaki kelahiran 1936 itu.

Ungkapan senada juga diutarakan oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang mengakui bahwa KTT adalah acara yang penting namun keputusan radikal akan sulit untuk dihasilkan.

2. Vatikan akan mengirim delegasinya ke COP26

Gedung Gereja St. Basilica di Vatikan. (Pixabay.com/Free-Photos)
Gedung Gereja St. Basilica di Vatikan. (Pixabay.com/Free-Photos)

Kendati Paus yang berusia 84 tahun itu tidak akan menghadiri KTT karena alasan kesehatan, Takhta Suci Vatikan tetap akan mengirimkan delegasinya.

Paus Fransiskus juga memperingatkan bahaya isolasionisme dan proteksionisme dalam menghadapi krisis iklim.

“Kita dapat menghadapi krisis ini dengan mundur ke isolasionisme, proteksionisme, dan eksploitasi. Atau kita dapat melihat di dalamnya peluang nyata untuk perubahan, momen pertobatan yang sejati, dan bukan hanya dalam arti spiritual,” katanya.

"Pendekatan terakhir ini saja dapat membimbing kita menuju cakrawala yang lebih cerah,” tambah Paus.

3. PBB khawatir COP26 berujung kegagalan

Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara dalam konferensi pers malam sebelum KTT Iklim PBB (COP25) di Madrid, Spanyol, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez
Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara dalam konferensi pers malam sebelum KTT Iklim PBB (COP25) di Madrid, Spanyol, pada 1 Desember 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergio Perez

Pesimisme juga sempat dilontarkan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres. Jika COP26 berujung kegagalan, kata dia, maka dunia sedang menuju bencana kemanusiaan yang tidak bisa diperbaiki.

"Saya harap kami masih tepat waktu untuk menghindari kegagalan di Glasgow, tetapi waktu semakin singkat, dan segalanya menjadi lebih sulit dan itulah mengapa saya sangat, sangat khawatir. Saya khawatir hal-hal akan salah," kata Guterres beberapa saat lalu, dikutip dari The Straits Times.

Kekhawatiran Guterres bukan tanpa alasan. Pada COP21 atau pertemuan Paris 2015, para pemimpin dunia sepakat untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celcius, atau bahkan tidak melebihi 1,5 derajat celcius.

Faktanya, bumi saat ini mengindikasikan mengalami peningkatan suhu udara hingga 2,7 derajat, tutur Guterres. Oleh sebab itu, dia menyampaikan permohonan khusus kepada G20 untuk mengambil peran lebih dalam menghadapi krisis iklim.

"Polusi karbon dari segelintir negara telah membuat umat manusia bertekuk lutut dan mereka memikul tanggung jawab terbesar," papar dia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us