Inditex telah mendapatkan berbagai tekanan dalam menjalankan bisnisnya di Venezuela selama pemerintahan Hugo Chavez dan Nicolas Maduro. Namun Inditex sama seperti perusahaan multinasional lainnya tetap bertahan dan menunggu waktu yang tepat terutama bagi pasar menguntungkan di Venezuela.
Akan tetapi sejak tahun 2007, Inditex mendapat kesulitan setelah pemerintah melakukan kontrol ketat pada ekonominya. Bahkan pengusaha harus membayar dolar dari pemerintah terkait kontrol nilai tukar yang kerap menyebabkan stok barang dalam tokonya habis, dilansir dari Infobae.
Dilansir Bloomberg, merk-merk dagang Inditex diketahui sangat populer di mata warga Venezuela. Bahkan dulu selalu terdapat antrian di depan gerai ketika pemerintah memaksa penurunan harga dan memperbolehkan perusahaan untuk impor barang yang disubsidi dari nilai tukar resmi.
Inditex sebelumnya juga sudah memiliki rencana untuk menutup 700 outlet di Eropa, serta 100 outlet di Amerika dan 400 outlet di benua lain pada tahun ini.