Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Outlet Zara di Centro Sambil, Caracas, Venezuela. (instagram.com/vcarquitectura)
Outlet Zara di Centro Sambil, Caracas, Venezuela. (instagram.com/vcarquitectura)

Caracas, IDN Times - Perusahaan ritel ternama Spanyol, Inditex dan franchise lokalnya, memutuskan untuk menutup lini bisnisnya di Venezuela. Keputusan ini membuat beberapa merek dagang yang berada di bawah naungan Inditex SA akan ditutup akibat kondisi perekonomian Venezuela yang tengah dilanda krisis. 

Diketahui dalam beberapa tahun belakangan ini, tiga merk dagang milik Inditex tersebut sudah menutup gerainya di beberapa pusat perbelanjaan di Venezuela secara berkala. 

1. Penutupan gerai ritel Inditex di Venezuela

Perusahaan ritel raksasa Spanyol, Inditex SA, telah menyetujui menutup semua gerai merek dagang di bawah naungannya untuk beberapa minggu ke depan. Inditex yang bekerja sama dengan Phoenix World Trade untuk pasar Venezuela merupakan perusahaan pemilik merek dagang fashion terkenal meliputi Zara, Pull&Bear dan Bershka. 

Padahal Inditex sudah hadir di Venezuela sejak 1998, lalu pegelolaannya dipindahtangankan ke Phoenix World Trade sejak tahun 2007 silam. Meski begitu, perusahaan yang berbasis di Panama tersebut masih akan melanjutkan franchise Inditex di Aruba dan Republik Dominika, dikutip dari laman Bloomberg

2. Disebabkan kesulitan impor dan jatuhnya profit perusahaan

Outlet Bershka di Centro Sambil, Caracas, Venezuela. (instagram.com/vcarquitectura)

Dilansir El Pais, perusahaan Inditex sebenarnya memiliki bisnis yang cukup menjanjikan di Venezuela selama beberapa dekade terakhir. Namun bisnis Inditex harus menghadapi tekanan hebat dari situasi ekonomi Venezuela yang kompleks, seperti halnya jatuhnya mata uang dan sulitnya akses impor, hiperinflasi, serta denda yang memberatkan. 

Selain itu, jatuhnya ekonomi Venezuela juga membuat berkurangnya pendapatan perusahaan akibat kurangnya penjualan. Bahkan dari hari ke hari, operasional bisnisnya di Venezuela juga semakin rumit setelah dilanda pandemik dengan sejumlah pembatasan mobilitas. 

3. Mengalami kesulitan sejak pemerintahan Chavez dan Maduro

Inditex telah mendapatkan berbagai tekanan dalam menjalankan bisnisnya di Venezuela selama pemerintahan Hugo Chavez dan Nicolas Maduro. Namun Inditex sama seperti perusahaan multinasional lainnya tetap bertahan dan menunggu waktu yang tepat terutama bagi pasar menguntungkan di Venezuela. 

Akan tetapi sejak tahun 2007, Inditex mendapat kesulitan setelah pemerintah melakukan kontrol ketat pada ekonominya. Bahkan pengusaha harus membayar dolar dari pemerintah terkait kontrol nilai tukar yang kerap menyebabkan stok barang dalam tokonya habis, dilansir dari Infobae.  

Dilansir Bloomberg, merk-merk dagang Inditex diketahui sangat populer di mata warga Venezuela. Bahkan dulu selalu terdapat antrian di depan gerai ketika pemerintah memaksa penurunan harga dan memperbolehkan perusahaan untuk impor barang yang disubsidi dari nilai tukar resmi. 

Inditex sebelumnya juga sudah memiliki rencana untuk menutup 700 outlet di Eropa, serta 100 outlet di Amerika dan 400 outlet di benua lain pada tahun ini. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team