Meta menyatakan pemerintah Australia gagal mempertimbangkan suara kaum muda dalam penyusunan kebijakan ini. Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu mengkritik proses legislasi yang terlalu cepat tanpa kajian mendalam.
TikTok memperingatkan larangan ini justru bisa mendorong remaja beralih ke area internet yang lebih berbahaya. Platform berbagi video pendek itu menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri teknologi.
"Ke depan, sangat penting bagi pemerintah Australia untuk bekerja sama dengan industri dalam menyelesaikan masalah yang timbul akibat proses yang terburu-buru ini. Kami ingin berkolaborasi untuk menjaga keamanan remaja dan mengurangi dampak yang tidak diinginkan dari undang-undang ini bagi seluruh warga Australia," ujar TikTok, dikutip dari ABC News.
Snapchat menyuarakan kekhawatiran serupa terkait implementasi kebijakan ini. Platform ini menilai masih banyak pertanyaan yang belum terjawab soal mekanisme teknis larangan.
Sementara itu, Elon Musk, pemilik platform X, mengkritik kebijakan ini sebagai upaya terselubung mengontrol akses internet warga Australia. Musk menekankan pentingnya kebebasan berekspresi di dunia maya, dilansir The Guardian.
Digital Industry Group yang mewakili industri teknologi digital menyebut komunitas dan platform masih kebingungan soal persyaratan praktis. Mereka menilai pemerintah Australia belum memberikan panduan teknis yang jelas.