Jakarta, IDN Times – Sebelum hari pemilihan umum AS digelar, pada tanggal 3 November 2020, Joe Biden unggul di berbagai jajak pendapat. Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat itu melaju di depan perolehan suara petahana, kandidat capres Partai Republik, Donald J. Trump.
Meningkatnya dukungan kepada Biden akibat naiknya minat warga AS untuk menggunakan hal pilihnya. Diperkirakan ada 150-160 juta warga menggunakan hak pilih dalam pemilu yang juga memilih presiden AS untuk periode empat tahun ke depan.
Jajak pendapat yang dilakukan New York Times dan Siena College, misalnya, menunjukkan Biden mengungguli Trump di negara bagian Wisconsin, Pennsylvania dan juga Florida dan Arizona. Dua negara bagian terakhir sebelumnya selalu dimenangi kandidat Republik. Biden unggul lumayan di Wisconsin, dengan 52 persen suara melawan 41 persen untuk Trump.
Harap diingat, memenangi suara populer belum tentu jadi presiden AS. Yang menentukan adalah perolehan suara elektoral, minimal 270 dari 538 suara elektoral yang diperebutkan.
Lima negara bagian akan menentukan siapa yang melaju ke Gedung Putih pada Januari 2021, yaitu Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Georgia dan Florida.
Meskipun unggul dalam jajak pendapat sebelum hari-H, pihak Demokrat masih khawatir terjadi pengulangan pilpres 2016 ketika Trump yang kalah suara populer dibandingkan dengan Hillary Clinton, malah unggul di suara elektoral.
Saat itu Trump berhasil membalikkan negara bagian kunci yang biasanya memilih kandidat Demokrat, alias “negara bagian biru” menjadi “negara bagian merah”, atau memilih Trump yang dari Partai Republik. Ini terjadi di Michigan, Wisconsin dan Pennsylvania, yang masing-masing memiliki 16, 10 dan 20 suara elektoral.
Bagaimana peta politik di lima negara bagian yang dianggap jadi kunci di Pilpres AS 2020?