Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi I DPR, Sukamta, mengecam keras pencegatan dan penangkapan yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap aktivitas internasional yang membawa bantuan kemanusiaan lewat misi Global Sumud Flotilla pada Rabu, 1 Oktober 2025 lalu. Total ada 461 aktivis yang menggunakan 44 kapal pembawa bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Palestina. Ratusan aktivis tersebut berasal dari 37 negara berbeda.
Mereka ditangkap oleh personel Angkatan Laut (AL) Israel ketika masih berada di perairan internasional pada Rabu malam lalu. Militer Israel mencegat lalu naik ke atas kapal. Berdasarkan laporan stasiun berita Al Jazeera pada Jumat kemarin, tidak ada satu pun kapal yang mampu menerobos hingga ke daratan Gaza.
"Misi Global Sumud Flotilla adalah misi kemanusiaan, wujud solidaritas masyarakat dunia untuk membantu warga Gaza yang mengalami genosida yang kondisinya sangat buruk saat ini. Saya kira dalam sejarah modern, di semua zona konflik, bantuan kemanusiaan dilindungi. Tapi, ini tidak terjadi di Palestina. Ini jelas tindakan yang sangat keji!" ujar Sukamta di dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (4/10/2025).
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap, Pemerintah Indonesia bisa segera melakukan tindakan nyata bersama dengan berbagai negara di dunia untuk menekan Israel supaya membuka blokade dan membiarkan bantuan kemanusiaan sampai ke Gaza.
"Para pemimpin dunia tidak boleh membiarkan arogansi sebuah negara menginjak-injak nilai-nilai kemanusiaan. Ini sangat berbahaya dan bisa merusak tatanan perdamaian dunia," katanya. Dia melanjutkan, "tekanan secara diplomatik, ekonomi dan militer harus dilakukan."
Apa respons Pemerintah Indonesia mengenai penangkapan aktivis Global Sumud Flotilla oleh tentara Israel?