PM Israel: Tidak Ada Tempat untuk Konsulat Palestina di Yerusalem

Jakarta, IDN Times – Israel menentang keras rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka konsulat Palestina di Yerusalam. Pernyataan itu diutarakan oleh Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, kepada Knesset atau parlemen Israel pada Senin malam.
“Pemerintah, di bawah kepemimpinan saya, telah berulang kali mengklarifikasi posisinya bahwa tidak ada tempat untuk konsulat Palestina di Yerusalem. Yerusalem adalah ibu kota negara Israel,” kata Bennett dikutip dari The Jerusalem Post.
Israel menentang keputusan tersebut karena diyakini memberi Otoritas Palestina (PA) pijakan di Yerusalem dan seolah meneguhkan klaim bahwa Yerusalem timur adalah ibu kota masa depan negara Palestina.
1. Pendirian konsulat jadi salah satu agenda Dubes AS di Israel
Politikus Israel dan mantan Wali Kota Yerusalem, Nir Barkat, sempat menyampaikan pidato yang mengkritik Bennett tentang masalah konsulat Palestina di ibu kota. Barkat menuduh Bennett menjanjikan pemerintahan Joe Biden untuk membuka kembali konsulat Palestina, tetapi dia mengingkari janji tersebut.
“Dalam percakapan baru-baru ini dengan sejumlah anggota Kongres, saya secara eksplisit diberitahu bahwa Tom Nides, duta besar Amerika Serikat yang akan datang, telah memberi tahu mereka dan mengatakan bahwa Israel setuju untuk pembukaan konsulat Palestina dan kemudian menariknya kembali,” kata Barkat.
Barkat juga menuduh, Israel meminta Biden untuk membuka kembali konsulat setelah anggaran disetujui pada November, agar tidak mengganggu stabilitas pemerintah.
Sebagai informasi, mantan Presiden AS Donald Trump menutup konsulat tersebut pada 2019. Presiden Biden, hampir satu tahun masa kepresidenannya, berencana untuk membuka kembali konsulat Palestina dan berfungsi sebagai kedutaan de facto untuk Palestina.