Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justing Trudeau. (Shealah Craighead - The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, mengecam kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap negaranya. Trudeau menilai langkah Presiden Donald Trump menerapkan tarif impor merupakan tindakan yang tidak masuk akal.

AS resmi menerapkan tarif 25 persen untuk barang-barang dari Kanada dan Meksiko. Trump juga memberlakukan tarif 10 persen khusus bagi ekspor energi Kanada. Sebagai balasan, Kanada mengumumkan pengenaan tarif senilai 155 miliar dolar Kanada (sekitar Rp1.758 triliun) terhadap produk-produk AS.

"Akibat kebijakan ini, warga Amerika bisa kehilangan pekerjaan dan membuat harga bahan pokok, bahan bakar serta rumah meroket. Donald, meski kau orang yang sangat pintar, ini merupakan tindakan yang sangat bodoh," kata Trudeau, Selasa (4/3/2025), dilansir The Guardian. 

Kebijakan ini diumumkan beberapa hari sebelum Trudeau lengser dari jabatannya. Trudeau akan mengakhiri masa jabatannya setelah Partai Liberal memilih pemimpin baru pada Minggu (9/3/2025).

1. Alasan terkait fentanil hanya dalih Trump

AS beralasan, kebijakan tarif ini bermaksud menghentikan aliran fentanil dari perbatasan dengan Kanada. PM Trudeau membantah klaim ini dan menyatakan hanya kurang dari 1 persen fentanil yang disita di perbatasan AS berasal dari Kanada.

Menurut Trudeau, alasan penyelundupan fentanil merupakan dalih Trump semata. Dia dinilai membutuhkan pembenaran hukum agar bisa menerapkan tarif yang jelas melanggar Perjanjian Kanada-AS-Meksiko (CUSMA).

Trudeau juga mengkritik sikap Trump yang semakin mesra dengan Rusia. 

"AS melancarkan perang dagang terhadap Kanada, sekutu dan teman terdekat mereka. Di saat yang sama mereka berbicara tentang kerja sama positif dengan Rusia. Coba jelaskan di mana logikanya," ujar Trudeau, dilansir CBC. 

Trudeau menepis anggapan Trump bahwa Kanada lebih baik bergabung menjadi bagian AS. Ia menyatakan bahwa Kanada tidak akan pernah menjadi negara bagian AS ke-51.

Sementara itu, Trump telah merespons pernyataan Trudeau lewat media sosial. Ia mengancam akan menaikkan tarif lagi jika Kanada berani membalas.

2. Kanada luncurkan tarif balasan ke AS

Editorial Team

EditorLeo Manik

Tonton lebih seru di