Setelah lolos dari mosi tidak percaya, tantangan terbesar Lecornu adalah meloloskan anggaran penghematan 2026 sebelum akhir tahun. Prancis berada di bawah tekanan Uni Eropa (UE) untuk mengendalikan defisit dan utang negara yang tinggi.
Prancis memiliki rasio utang terhadap PDB tertinggi ketiga di UE, setelah Yunani dan Italia. Upaya pemotongan biaya untuk menanggulangi utang ini telah menjatuhkan dua pendahulu Lecornu sebelumnya.
Lecornu, yang dikenal sebagai loyalis Macron, telah berjanji untuk tidak menggunakan Pasal 49.3, alat konstitusional yang kontroversial. Pasal ini memungkinkan pemerintah memaksakan undang-undang, termasuk anggaran, tanpa melalui pemungutan suara parlemen.
Oleh karena itu, Lecornu harus mencari kompromi dan dialog untuk mendapatkan dukungan di parlemen yang sangat terpecah belah.
"Saya senang melihat bahwa hari ini ada mayoritas di Majelis Nasional yang semangat mencari kompromi dan jalan terbaik,” ujar Presiden Majelis Nasional Yaël Braun-Pivet, dilansir Al Jazeera.