Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mendeklarasikan status darurat di negaranya. Namun, status darurat ini malah memicu lebih banyak protes di Sri Lanka.
Juru bicara kantor PM Sri Lanka, Shanuka Karunaratne, mengatakan jam malam juga diberlakukan di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.
Sebab, sekitar 1.500 pengunjuk rasa kini menggeruduk kantor Wickremesinghe dan menuntut pengunduran dirinya.
“Jika dia tidak mengundurkan diri, kami tidak akan menyerahkan bangunan yang kami duduki dan melanjutkan protes kami,” kata pemimpin unjuk rasa, Shabeer Mohamed.