Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemimpin Oposisi Sri Lanka Siap Maju Jadi Presiden

Pemimpin oposisi Sri Lanka, Sajith Premadasa (twitter.com/sjbsrilanka)

Jakarta, IDN Times - Pemimpin oposisi Sri Lanka, Sajith Premadasa mengatakan bahwa ia berniat mencalonkan diri sebagai presiden, jika nanti Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.

Premadasa mengatakan partainya, Partai Samagi Jana Balawegaya, telah mengadakan pembicaraan dengan para sekutunya untuk mendapatkan dukungan pencalonan tersebut.

Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah. Warga Sri Lanka bahkan menggeruduk kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa dan memintanya untuk turun jabatan.

Rajapaksa telah sepakat untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden, pada hari ini. Namun, saat ini ia dikabarkan tengah melarikan diri ke Maladewa.

1. Oposisi siap mengambil bagian dari pemerintahan

Pemimpin oposisi Sri Lanka, Sajith Premadasa (twitter.com/sjbsrilanka)

Premadasa menyatakan dirinya siap untuk memimpin Sri Lanka jika pemilihan presiden digelar pada 20 Juli mendatang.

“Jika pemilihan presiden digelar, saya akan mencalonkan diri untuk menjadi presiden Sri Lanka,” kata Premadasa, yang kalah pada pilpres 2019 lalu.

Dia juga mengatakan siap untuk mengambil bagian dalam pemerintahan sementara.

2. Sri Lanka butuh kebersamaan

Pengunjuk rasa mengantre untuk mengambil sarapan setelah berhasil merangsek masuk Kompleks Kantor Presiden Sri Lanka yang telah ditinggalkan Presiden Gotabaya Rajapaksa di tengah krisis ekonomi negara tersebut, di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (10/7/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

Premadasa menggambarkan situasi Sri Lanka saat ini seperti ‘kebingungan, ketidakpastian dan anarki total’. “Sri Lanka membutuhkan konsensus, konsultasi, kompromi dan kebersamaan,” tutur dia.

Sementara itu, dirinya sempat dikritik karena menolak untuk mengambil jabatan perdana menteri ketika ditawarkan padanya pada April lalu. Akhirnya jabatan tersebut jatuh ke Ranil Wickremesinghe, yang kabarnya juga akan mengundurkan diri hari ini.

3. Tidak ada indikasi pemulihan kondisi dalam waktu dekat

Seorang wanita memindahkan tabung gas saat dia antre membeli gas di sebuah distributor di Colombo, Sri Lanka, pada 1 Juni 2022, di tengah krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. (ANTARA FOTO/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)

Premadasa mengindikasikan tidak akan ada pemulihan kondisi ekonomi Sri Lanka yang akan terjadi dalam waktu dekat.

“Kami tidak akan menipu rakyat. Kami akan jujur menyampaikan rencana untuk menyingkirkan krisis ekonomi Sri Lanka,” ucap dia.

Untuk mengembalikan ekonomi seperti saat 2019 lalu, Sri Lanka diprediksi membutuhkan waktu sekitar empat hingga lima tahun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us