Polisi Mozambik Bubarkan Demo dengan Gas Air Mata dan Anjing

Jakarta, IDN Times - Pasukan keamanan Mozambik yang terdiri dari polisi dan tentara menembakkan gas air mata untuk membubarkan peserta protes di ibu kota Maputo. Mereka juga menggunakan anjing di tengah protes yang berujung bentrokan pada Kamis (7/11/2024).
Mozambik merupakan salah satu negara di Afrika bagian selatan. Negara itu telah diguncang kekerasan sejak pemilu 9 Oktober yang dimenangkan partai Frelimo.
Partai-partai dan tokoh oposisi menuduh hasil pemilu itu palsu dan partai penguasa melakukan kecurangan. Venancio Mondlane, pemimpin utama oposisi, termasuk salah satu yang menyerukan protes yang berlangsung pada Kamis tersebut.
1. Protes sebagai suara rakyat
Ribuan orang turun ke jalan memprotes hasil pemilu. Banyak dari mereka yang melemparkan batu ke arah pasukan keamanan. Mereka juga mendirikan barikade menggunakan ban yang dibakar.
Dilansir Barron's, salah satu peserta yang bernama Richard mengatakan, protes itu dimaksudkan untuk mencerminkan suara rakyat.
"Entah mereka berubah dan memikirkan rakyat atau negara tidak akan maju," katanya.
Sebagian besar massa adalah para pemuda. Mereka berbaris menuju pusat kota, tapi polisi mencoba menghentikan dengan menggunakan tembakan gas air mata dan anjing.
Partai Frelimo yang diputuskan memenangi pemilu oleh komisi pemilihan negara tersebut, telah berkuasa di Mozambik selama 49 tahun. Kandidatnya Daniel Chapo akan menjadi presiden dan menggantikan Filipe Nyusi yang diperkirakan akan mundur awal tahun ini di akhir masa jabatan dua periodenya.
2. Kondisi di ambang transisi sejarah
Mondlane yang menyebut pemilu curang dan hasilnya adalah palsu, mengklaim dirinya sebagai pemenang sebenarnya. Dia menggunakan media sosial untuk mengumpulkan pendukung agar turun ke jalan dan melakukan demonstrasi.
"Saya merasakan adanya suasana revolusioner, yang menunjukkan bahwa kita berada di ambang transisi sejarah dan politik yang unik di negara ini," katanya, dikutip Al Jazeera.
Mondlane saat ini berada di tempat rahasia. Dia meninggalkan negara itu menyusul kerusuhan bulan lalu. Awalnya dia akan ikut protes pada Kamis, tetapi karena masalah keselamatan, dia tidak bisa mengikutinya.
Sejak aksi protes dilakukan bulan lalu, Amnesty International mengatakan 20 orang tewas dibunuh polisi. Namun menurut pengamat lokal, angkanya lebih tinggi.
Akhir pekan lalu, seorang polisi juga tewas. Menteri Pertahanan Cristovao Chume memperingatkan bahwa tentara dapat campur tangan untuk melindungi kepentingan negara.
3. Afrika Selatan menutup perbatasan
Afrika Selatan yang berbatasan dengan Mozambik terpaksa menutup perbatasannya karena protes yang diwarnai kekerasan itu. Pihak berwenang mengatakan ada laporan kendaraan dibakar di sisi Mozambik di pelabuhan masuk Lebombo.
"Karena insiden keamanan ini dan demi kepentingan keselamatan publik, pelabuhan tersebut ditutup sementara hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata badan perbatasan Afrika Selatan, dikutip BBC.
Kekerasan di Mozambik telah menyebar. Michael Masapato, komisaris Otoritas Manajemen Perbatasan Afrika Selatan, mengatakan negaranya tidak terkena dampak tapi melakukan langkah keselamatan yang perlu diambil.
Beberapa bangunan telah dibakar, termasuk diduga kantor imigrasi Mozambik. Perbatasan Lebombo terpaksa dtutup untuk menjamin keselamatan para turis. Polisi dan tentara Afrika Selatan telah dikerahkan untuk menghentikan protes agar tidak meluas ke Afrika Selatan.