Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
a3395ca6-efeb-42de-8db8-5df8e0bc0a8f.jpeg
Presiden RI Prabowo Subianto (dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Intinya sih...

  • Imbau WNI di Thailand dan Kamboja tetap tenang, minta Kementerian Luar Negeri lakukan komunikasi dengan KBRI setempat.

  • KBRI Bangkok minta WNI cermati situasi keamanan, waspada, tetap tenang, tidak panik, hindari perjalanan ke perbatasan.

  • PM Kamboja bersurat ke DK PBB agar segera mengadakan pertemuan menyikapi eskalasi di Asia Tenggara yang melibatkan Thailad dan Kamboja.

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyatakan hubungan diplomatik RI dengan Thailand dan Kamboja berlangsung baik. Hal ini sekaligus menanggapi konflik bersenjata yang terjadi di kedua negara.

Ia pun berharap Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto bisa menjembatani konflik bersenjata yang berlangsung di Thailand dan Kamboja.

“Saaya pikir hubungan Indonesia terhadap dua negara itu cukup baik. Mudah-mudahan Kementerian Luar Negeri maupun Presiden Indonesia juga bisa menjembatani agar hubungan kedua negara itu akan tetap baik,” kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Dasco menyatakan, DPR akan menyampaikan ke pemerintah agar bisa mendorong terjadinya perdamaian di sana.

“Kita akan sounding dengan harapan bahwa di kawasan ASEAN ini supaya tidak terjadi gejolak yang lebih meningkat,” kata Ketua Harian Partai Gerindra itu.

1. Imbau WNI di Thailand dan Kamboja tetap tenang

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol)

Dasco juga meminta Warga Negara Indonesia (WNI) di Thailand dan Kamboja tetap tenang menyikapi konflik bersenjata yang terjadi di kedua negara. Selain itu, ia meminta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melakukan komunikasi dengan KBRI setempat untuk menenangkan WNI di kedua negara.

“Kita mengimbau kepada warga negara kita di Kamboja dan Thailand yang cukup banyak untuk tetap tenang. Dan kita minta Kementerian Luar Negeri untuk kemudian melakukan komunikasi-komunikasi untuk menenangkan warga negara kita,” kata dia.

2. KBRI Bangkok minta WNI terus cermati situasi terkini

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers di Kemenko Perekonomian. (IDN Times/Triyan).

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, mengimbau WNI di negara itu mencermati perkembangan keamanan di tengah eskalasi di perbatasan Thailand-Kamboja.

"Mencermati perkembangan kondisi keamanan dari sumber-sumber resmi dan mengikuti instruksi Pemerintah setempat," kata KBRI Bangkok, dalam keterangan di akun media sosial resmi mereka di Instagram, @indonesiainbangkok, pada Kamis (24/7/2025).

WNI juga diimbau untuk waspada, tetap tenang, tidak panik, dan menghindari perjalanan ke perbatasan antara Thailand dan Kamboja, dikutip dari laman Antara News, Jumat (25/7/2025).

KBRI juga mengimbau, WNI yang telah menetap lebih dari enam bulan di Thailand agar melaporkan diri melalui portal Peduli WNI: www.peduliwni.kemlu.go.id.

"Lapor Diri memudahkan kami untuk berkomunikasi dalam keadaan darurat. Laporkan keberadaanmu sekarang juga!" tulis KBRI Bangkok.

KBRI juga meminta WNI yang memerlukan bantuan darurat atau mengetahui adanya informasi WNI yang terkena dampak eskalasi untuk menghubungi hotline Konsuler KBRI Bangkok pada nomor +66 92-903-1103.

3. PM Kamboja berusrat ke DK PBB

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. (X.com/PM's Office of Cambodia)

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet bersurat ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar segera mengadakan pertemuan menyikapi eskalasi di Asia Tenggara yang melibatkan Thailad dan Kamboja.

“Mempertimbangkan agresi yang sangat serius baru-baru ini oleh Thailand, yang telah sangat mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan, saya dengan sungguh-sungguh meminta Anda untuk mengadakan pertemuan Dewan Keamanan segera guna menghentikan agresi Thailand,” tulisnya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (24/7/2025).

Hun menuduh pasukan Thailand melancarkan serangan yang tidak beralasan, terencana, dan disengaja terhadap tentara Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara.

“Kamboja mengutuk sekeras-kerasnya dan menyatakan kemarahannya yang mendalam atas agresi militer yang tidak beralasan dan terencana oleh angkatan bersenjata Kerajaan Thailand”, ujar dia.

Insiden saling tembak ini terjadi sehari setelah seorang tentara Thailand kehilangan kakinya dalam ledakan ranjau darat.

Insiden terbaru ini telah mengobarkan ketegangan antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut. Terlebih, sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama kini mengancam akan meningkat menjadi konflik yang lebih luas, dan hubungan memburuk ke level terendah dalam beberapa tahun.

Memanasnya hubungan kedua negara ini sudah terjadi sejak Mei, ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja, di mana kedua belah pihak melepaskan tembakan di wilayah perbatasan yang diperebutkan di Segitiga Zamrud, tempat Kamboja, Thailand, dan Laos bertemu.

Perselisihan tersebut sejak saat itu memiliki konsekuensi politik yang besar bagi Thailand dan memicu semangat nasionalis di kedua negara.

Mantan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra diskors dari tugasnya awal bulan ini dan berpotensi dipecat setelah isu skandal percakapan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja yang berpengaruh bocor. Dalam rekaman itu, ia mengkritik tindakan tentaranya sendiri dalam perselisihan tersebut.

Editorial Team