Prancis dan Belanda Minta Warganya Tinggalkan Iran Segera, Kenapa?

Jakarta, IDN Times - Kisruh di Iran, yang tak kunjung selesai karena bermula dari kematian Mahsa Amini, telah membuat pemerintah Prancis mendesak warganya meninggalkan negara tersebut pada Jumat (7/10/2022).
Kementerian Luar Negeri Prancis menyampaikan, warga Prancis yang menjadi turis atau memiliki kewarganegaraan ganda memiliki risiko tinggi penangkapan sewenang-wenang.
Dalam tiga minggu terakhir, Iran diguncang protes yang berujung kerusuhan. Teheran menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan sekutu dengan menuduhnya telah memprovokasi demonstran. Dua warga Prancis baru-baru ini ditangkap atas tuduhan mata-mata.
1. Praktik kediktatoran Iran
Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun yang ditahan polisi moral karena dinilai melanggar aturan berpakaian, meninggal setelah tiga hari ditahan polisi. Publik Iran kemudian marah dan melakukan demonstrasi besar-besaran.
Protes dukungan kepada Amini meluas di seluruh Iran. Perempuan dari negara lain bahkan memberi dukungan kepada para demonstran.
Protes berlanjut dan berujung kerusuhan, membuat Iran menanggapi dengan keras para demonstran. Melansir RTE, pekan ini Prancis mengecam tindakan Teheran karena dianggap menerapkan praktik kediktatoran serta menyandera dua warganya.
Otoritas Prancis telah mendesak Iran untuk membebaskan dua orang tersebut.