Potret artis pemeran Angelina Jolie (kiri), dengan pemeran lainnya dari acara TV "Angelina19". Sumber: Facebook.com/Angelina19
Di sisi lain, meski mendapatkan banyak kecaman tetapi produser "Angelina19", Walid Zribi enggan untuk menghentikan acara yang dibuatnya dan berkata bahwa hak untuk tetap menyiarkan adalah bagian dari kebebasan berekspresi yang ada di negaranya.
Dalam pemberitaan yang diterbitkan Al-Monitor pada 3 Mei 2021 lalu, Zibri berkata bahwa acara yang dibuatnya itu berisi pesan di setiap awal episode yang mendorong warga untuk divaksinasi dan bukan sebaliknya. "Jika program ini mempengaruhi kampanye vaksinasi secara langsung, maka tidak diragukan lagi ada yang salah dengan sistem kesehatan secara kolektif, lokal dan internasional,” katanya.
Sementara itu, acara TV komedi yang kontroversial semacam ini bukan yang pertama kali terjadi di Tunisia. Pada tahun 2018, "Shalom", yang juga diproduksi oleh Zribi, dilarang mengudara karena diduga mempromosikan "normalisasi dengan Negara Israel" meski itu sangat bertentangan dengan keyakinan negara. Ada juga acara prank lainnya yang tayang tahun ini berjudul "The Circus", yang ikut memicu kemarahan dari para aktivis hewan karena menampilkan penggunaan singa yang sudah mati untuk mengerjai para bintang tamu.
Protes tentang acara-acaraTV semacam itu banyak disuarakan dengan desakan agar dewan pengatur audio-visual Tunisia (HAICA) dapat segera menindak lanjuti. Tetapi hingga kini, masih belum terlihat jelas langkah seperti apa yang akan diambil oleh otoritas dalam menanganinya.